Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Burung Karasu Jepang atau gagak atau Genus Corvus tercatat sebagai binatang ketiga yang paling merusak hasil panen pertanian di Jepang.
"Apel saja tahun 2019 ini sudah sedikitnya 1 ton rusak merugikan petani sedikitnya satu juta yen akibat digasak Karasu," kata seorang petugas di Pemda Aomori, Jumat (27/12/2019) kepada Tribunnews.com.
Kota Aomori dengan penduduk hampir 290.000 orang saat ini memiliki satu masalah yaitu gangguan Karasu, membuat kota menjadi bau kotoran burung yang bertebaran.
"Saat ini sekitar 2.600 burung Karasu mungkin ada di sini. Kalau mulai sore malam berdatangan ke Taman Aomori di depan kantor wali kota Aomori," tambahnya.
Petugas pembersih di sana cukup kewalahan karena setiap hari harus membersihkan kotoran Karasu dan berusaha menghilangkan bau kencing burung tersebut.
Bukan hanya lokasi jadi kotor dan bau, tempat bermain anak di sana jadi sulit dipakai karena sering kali dijatuhi oleh kotoran burung.
Karasu sangat pintar dan hati-hati menghadapi kemungkinan bahaya.
Namun keisengan Karasu juga sangat menjengkelkan, suka menginjak kepala orang termasuk kepala koresponden Tribunnews.com saat berjalan di daerah Hibiya Tokyo pernah diinjak lalu si burung kabur.
Plastik sampah yang telah terkumpul dirusak dibongkar untuk mengambil makanan di dalamnya sehingga lokasi tempat pembuangan sampah sering menjadi kotor.
Baca: Fuga, Anjing Jantan Persilangan dari Jepang Lulus Sebagai Penyelamat Bencana
Baca: Tiga Larangan Bagi Yakuza Jepang yang Mendapat Predikat Geng Konflik Khusus
Berbagai cara dilakukan untuk mengusir Karasu dari tempat meneduhnya kalau malam di pohon tinggi. Namun kembali sering kali gagal.
Seorang spesialis Karasu dari Universitas Ytsunomiya Perfektur Tochigi, Naoki Tsukahara (40) selama 17 tahun mempelajari mengenai Karasu terutama suara karasu yang berhasil direkamnya.
Ada suara Karasu yang memanggil teman-temannya kalau ada makanan, ada suara untuk berkumpul bersama.
Namun ada pula suara yang menakutkan Karasu sehingga burung tersebut jadi bingung dan panik serta kabur dari lokasi suara aneh tersebut.
Tsukahara berhasil menemukan suara yang mengerikan dan mengusir Karasu tersebut.
"Tidak bisa sekali harus berkali-kali dan berkelanjutan. Kalau tidak demikian nantinya Karasu akan kembali lagi," papar Tsukahara.
Bagaimana membunyikan suara tersebut?
Semua jenis suara direkam di dalam IC Card-nya yang dimasukkan ke alat speaker biasa seperti toa.
Lalu diarahkan ke kelompok Karasu dan burung tersebut akan kaget serta kabur.
Kini Kota Aomori sudah mulai tenang kembali dan burung Karasu umumnya sudah menghilang akibat ditakuti dengan suara aneh tersebut.
Baca: Momen Ashanty Sempat Bagi-bagi THR ke ART Sebelum Liburan ke Jepang, Banjir Terimakasih Saranghae
Baca: BREAKING NEWS: Hukuman Mati Pertama dari Menteri Kehakiman Jepang Masako Mori
Baca: Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono Puji Prabowo Subianto
Seorang samurai Jepang lainnya menggunakan semacam burung garuda atau burung elang besar peliharaan ke arah kelompok burung gagak tersebut yang tentu ketakutan dan juga akhirnya kabur dari lokasi Karasu yang biasa berkumpul.
Karasu paling suka bertengger di ketinggian pohon terlindung dan juga di kabel listrik yang membentang di ketinggian.
Kalau siang mencari makanan ke tempat aman, seringkali jauh dari kantor wali kota Aomori, lalu sore malam hari kembali ke teman dekat kantor Aomori yang rindang dengan pohon tinggi dan lebat, sebagai tempat tidur Karasu.
Binatang ini sering berani datang ke toko buah yang memajang buahnya di depan toko lalu dimakan seenaknya sehingga buah jadi rusak tak bisa dijual dan mengakibatkan kerugian bagi pemilik toko.
Bagi penggemar Jepang dapat ikut diskusi dan info terakhir dari WAG Pecinta Jepang. Email nama lengkap dan nomor whatsapp ke: info@jepang.com