Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Surat kabar Amerika Serikat (AS), New York Times (versi elektronik) melaporkan bahwa Carlos Ghosn (65) telah bertemu seorang produser film Hollywood di sebuah rumah terbatas di Tokyo, Desember 2019 lalu dan telah mengungkapkan visi untuk sebuah film yang terkait penuntutan pengadilan Jepang.
"Diperkirakan tawaran itu menjadi ide baru Ghosn untuk kabur ke luar Jepang, karena melalui film ditayangkan diperkirakan akan menambah simpatik masyarakat kepada Ghosn nantinya. Mungkin itu salah satu pikiran mengapa Ghosn kabur," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (3/1/2020).
Menurut surat kabar NYT, Ghosn bertemu dengan John Lesser yang bekerja pada Birdman II atau (sebuah keajaiban yang tak terduga yang disebabkan oleh ketidaktahuan), yang memenangkan Academy Award untuk Film Terbaik pada tahun 2015.
Meskipun detail filmnya tidak berlanjut, sistem peradilan Jepang akan menjadi "orang jahat", dan Ghosn khawatir apakah orang akan bersimpati pada dirinya atau sebaliknya.
"Ghosn mengatakan bahwa film yang ditawarkan tersebut adalah perkembangan yang mengejutkan dan tidak terduga," kata surat kabar NYT lagi.
"Percakapan antara keduanya bisa menjadi petunjuk bagi pikiran Ghosn sebelum melarikan diri," kata sumber itu lebih lanjut.
Baca: Mantan Bos Nissan Jepang Carlos Ghosn Kini Jadi Buruan Interpol
Baca: Relokasi Stasiun Shibuya Tokyo Jepang Rampung, Percantik Diri Hadapi Olimpiade 2020
Buruan Interpol
Mantan bos Nissan Jepang, Carlos Ghosn (65) yang kabur ke Lebanon 30 Desember 2019 kini menjadi buruan Interpol.
"Interpol Kamis (2/1/2020) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Ghosn ke seluruh negara di dunia. Permintaan resmi dari pemerintah Jepang sejak 31 Desember 2019 lalu dan langsung ditanggapi pihak interpol dengan cepat," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (3/1/2020).
Dengan surat perintah penangkapan Ghosn dari Interpol, akan banyak sekali dampaknya.
Sedikitnya 194 negara anggota interpol, Ghosn kini masuk daftar hitam dan langsung ditangkap jika dia ditemukan berada di negara anggota interpol.
"Pemerintah Lebanon sendiri menolak menyerahkan Carlos Ghosn kepada Interpol dan menolak kedatangan polisi Jepang, bahkan mengancam menangkap polisi Jepang kalau datang ke Lebanon," tambah sumber itu.
Keluarnya surat Interpol bukan hanya terkait penangkapan tetapi di sedikitnya 194 negara member internet khususnya perbankan, juga tersebar daftar black list tersebut.
Baca: Masyarakat Jepang Pembayar Pajak Paling Banyak Kedua di Dunia Setelah Swedia
Baca: Canggihnya Proyek Pengendali Banjir di Jepang yang Bisa Dimanfaatkan Sebagai Tempat Wisata
Ini artinya uang Ghosn akan dibekukan otomatis kalau punya tabungan di sana, karena dikhawatirkan menjadi tindak pidana money laundering di negara yang bersangkutan.
Artinya, uang Ghosn di 194 negara tak akan bisa disentuh oleh pemiliknya sendiri dan Ghosn akan kehabisan dana.
Bukan hanya itu saja, ternyata pemerintah Lebanon kini menyiapkan akan menuntut Ghosn karena pernah memasuki negara Israel.
Lebanon dan Israel adalah dua kubu yang bertentangan.
Memasuki Israel sebagai warga negara Lebanon dianggap sebagai pengkhianatan.
"Oleh karena itu Ghosn akan menghadapi tuntutan tersebut dan setidaknya akan mengalami kesulitan cash flow di Lebanon sebagai "negaranya" sendiri," lanjutnya.
Penjara maksimal 15 tahun di Jepang sudah menunggu Ghosn dan diperkirakan kalau kembali ke Jepang akan kena hukuman tersebut.
Baca: Pelajar Perempuan Sempat Melihat Mantan Bos Nissan Jepang Carlos Ghosn Sebelum Kabur ke Lebanon
Baca: Gubernur Kotaro Nagasaki Deklarasikan Yamanashi Jepang Sebagai Perfektur Wine
Sementara itu Ghosn kemarin dalam pernyataannya kepada pers membantah keterlibatan keluarganya dalam proses kaburnya dia dari Jepang.
"Tidak ada anggota keluarga saya yang terlibat dalam proses kepergian saya dari Jepang," tulisnya kepada para wartawan.
Kabur ke Lebanon
Sebelumnya diberitakan, Carlos Ghosn (65) ternyata berada di Lebanon sejak 30 Desember dengan private jet.
"Ghosn telah meninggalkan Jepang dengan uang jaminan cukup besar," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (31/12/2019).
Pengadilan Distrik Tokyo telah melarang Ghosn bepergian ke luar negeri namun dengan syarat jaminan, dan kondisinya tidak berubah.
Pengacara Junichiro Hironaka, hanya mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada yang perlu dikatakan.
Ghosn didakwa melanggar Undang-Undang Perusahaan (penyalahgunaan khusus).
Dia telah dituduh melanggar Undang-Undang Jasa Keuangan karena mengecilkan total kompensasi eksekutif sekitar 9,1 miliar yen dalam delapan tahun hingga Maret 2018.
Belum diketahui kepastiannya apakah Pengadilan Distrik Tokyo telah memberikan izin atas kepergian Ghosn.
Ghosn dikatakan memiliki kewarganegaraan di Lebanon dan menjalankan beberapa perusahaan.
Selain itu Ghosn juga memiliki paspor Brazil dan Perancis.
Tiga warga negara bagi kelahiran 9 Maret 1954 di Kota Porto Velho, Rondônia, Brasil dengan tinggi badam 170 cm.
Lalu bagaimana tindakan pemerintah mendatang menghadapi Ghosn yang jadi buronan Jepang saat ini?
Sumber Tribunnews.com baru-baru ini menceritakan hal yang sangat menarik mengenai kaburnya Ghosn tanggal 30 Desember 2019.
"Yang pasti Ghosn sama sekali tidak bicara apa pun mengenai rencana kaburnya kepada pengacara Jepang saat bertemu terakhir kali tanggal 25 Desember lalu untuk mengucapkan Selamat Natal kepadanya," ungkap sumber tersebut.
Ghos memiliki tiga kewarganegaraan, Perancis, Lebanonan dan Brazil.
Ketiga paspor aslinya dipegang oleh pengacara Jepang, sampai Kamis (2/12/2019) masih ada pada pengacaranya tersebut.