Pernyataan itu ia sampaikan di hadapan awak media di Resor Mar-a-Lago.
"Soleimani merencanakan serangan yang dekat dan menyeramkan untuk Diplomat Amerika dan personel militer AS. Tapi kami berhasil menghentikannya," kata Trump.
"Kami melakukan tindakan ini untuk menghentikan perang, kami tidak akan mengambil tindakan untuk memulai perang,".
Trump mengklaim Jenderal Pasukan Quds yang tewas itu berkontribusi pada plot terorisme yang terjadi di New Delhi India dan London Inggris.
Baca: Jika AS dan Iran Berperang dan Pengaruhnya Terhadap Harga Minyak di Indonesia
Bahkan Trump juga mengklaim dalam protesnya baru-baru ini, lebih dari 1.000 warga Irak telah disiksa dan dibunuh oleh pemerintah mereka sendiri.
Tuduhan yang tidak terbukti itu pun langsung dibantah oleh pejabat Irak.
Berangnya Ali Khamenei dan Ancaman Trump
Mengutip BBC Indonesia, Iran berjanji akan melakukan serangan balasan setelah komandan militer paling berpengaruh, Jenderal Qasem Soleimani, tewas di Baghdad, terhantam rudal yang ditembakkan oleh pesawat tanpa awak milik Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan "akan ada serangan balasan terhadap penjahat" yang melakukan serangan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pembunuhan Soleiman "untuk menghentikan perang, bukan untuk memulainya".
Trump juga mengatakan "kekuasaan teror Soleimani telah berakhir".
Sementara itu, Donald Trump mengatakan AS "telah menetapkan" 52 sasaran di Iran dan "akan menyerang secara cepat" jika ada serangan Iran terhadap aset AS.
Dalam pernyataan di Twitter, Presiden Trump mengatakan, Iran "terlalu berani dengan merencanakan serangan terhadap aset-aset tertentu milik AS".