Dijelaskan Trias Kuncahyono, Iran mempunyai satu kelebihan untuk situasi tersebut yakni, dalam hal membangun jaringan.
Iran mempunyai proxy-proxy yang cukup banyak di sekitaran kawasan timur tengah.
"Di Timur tengah Iran punya proxy yang sangat banyak disana, jadi kalaupun terjadi perang, barangkali temannya banyak, lalu tidak akan tejadi frontal peperangan Amerika dan Iran," tuturnya.
Menurutnya, Iran akan lebih memilih menggunakan proxy-proxy tersebut untuk mengganggu pangkalan militer Amerika yang berada di Timur Tengah.
Dengan strategi tersebut, menurut Tris hal ini akan sangat mengganggu Amerika.
Seperti diketahui Amerika mempunyai pangkalan militer di Arab Saudi, UEA, di Kuawit sehingga hal itu bisa jadi sasaran Iran.
"Lewat cara itu barangkali bisa juga Iran menaggapi aksi pembunuhan tersebut dengan cara itu," ungkap Trias.
Apa Dampaknya terhadap Indonesia ?
Trias Kuncahyono menyebut situasi yang terjadi anatara Amerika dan Iran diprediksi tidak berpengaruh banyak terhadap Indonesia.
"Yang paling mungkin, Demo akan terjadi karena AS lawa salah satu negara di teluk," ungkapnya.
Senada, pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan memanasnya hubungan Iran dan Amerika tidak akan berdampak terhadap gangguan keamanan di Indonesia.
Al Chaidar mengatakan kelompok-kelompok Iran yang ada di Indonesia tidak akan melakukan tindakan yang bersifat teroris karena tidak memiliki motif teologis yang kuat.
Berbeda dengan kelompok Sunni yang memiliki motif teologis yang kuat.
"Kelompok-kelompok yang berasal dari Iran umumnya beraliran Syiah dan mereka umumnya tidak militan seperti kelompok-kelompok Sunni," kata Al Chaidar dikutip Tribunnews.com.
(Tribunnews.com/Tio/RinaAyu)