News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Vs Amerika Memanas

Sosok Esmail Qaani, Jenderal Baru Pasukan Elit Iran yang akan Pimpin Balas Dendam Kematian Soleimani

Penulis: Daryono
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Esmail Qaani, sosok pengganti Qassem Solemani

Serangan mematikan militer AS terhadap Mayjen Qassem Soleimani, mendongkrak drastis harga saham sejumlah raksasa industri senjata AS.

Saham Lockheed Martin, yang terkenal memproduksi pesawat tempur, helikopter, dan rudal canggih, harga sahamnya melonjak lebih dari $ 416, naik tujuh persen dalam semalam.

Melandir TribunJogja yang mengutip dari Mintpressnews.com, Selasa (7/1/2020), Raytheon yang memproduksi banyak peluru kendali pintar, dan General Dynamics juga menikmati hal serupa.

Sementara Northrop Grumman yang juga terkenal akan produk pesawat tempurnya, harga sahamnya naik 9 persen dalam beberapa hari terakhir.

Para spekulan berebut memborong saham industri militer melihat potensi keuntungannya jika pecah perang.

Terkait dampak krisis Iran ini, ekonom dan pendiri Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi di AS, Dean Baker, menunjukkan gejala aksi ambil untung di pasar saham.

Menariknya, saham Lockheed Martin naik lebih dari dua persen dan Northrop Grumman hampir empat persen pada Kamis, siang sebelum pembunuhan Soleimani terjadi.

Artinya, aksi borong saham industry militer AS ini terjadi sebelum operasi pembunuhan ekstra yudisial atas pahlawan Iran dilakukan.

"Sepertinya banyak orang harus masuk penjara," kata Dean Baker menunjuk indikasi terjadinya “insider trading” saham.

Baker seperti dikutip Mintpress, memberi contoh skandal saham beberapa waktu lalu, ketika perusahaan-perusahaan farmasi menahan obat-obatan untuk masyarakat demi keuntungan.

Menurutnya, penerima manfaat terbesar dari perdagangan saham yang tidak adil umumnya politisi, yang mengetahui lebih awal berbagai kemungkinan dari krisis politik di dalam maupun luar negeri.

Profesor Alan Ziobrowski dari Georgia State University menemukan banyak anggota DPR AS mendapatkan keuntungan tidak normal pada saham mereka, atau yang berafiliasi.

Para senator yang berada di Kongres dan memiliki kedudukan lebih tinggi daripada anggota DPR, juga mendapatkan keuntungan jauh lebih baik.

Ini menunjukkan praktik gurita bisnis politik dan senjata di AS yang saling menguntungkan di antara pelaku-pelakunya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini