TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan rudal Iran di pangkalan-pangkalan di Irak tidak membahayakan pasukan AS yang ditempatkan di sana dan kerusakan yang diakibatkan sangat minim.
"Iran tampaknya akan mundur," kata Trump mengatakan di Gedung Putih di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran tentang pembunuhan AS terhadap komandan militer Iran Qassem Soleimani di Irak pekan lalu seperti yang dikutip dari Al Jazeera.
Baca: Iran Hujani Rudal Ke Pangkalan AS di Irak, Pakar Timur Tengah: Qasem Soleimani Tokoh Besar Iran
Baca: Muncul Isu Pesawat Berpenumpang 176 Orang Jatuh Ditembak Rudal Iran, Ini Kata Pakar Penerbangan
Trump mengumumkan AS akan segera menjatuhkan sanksi "kuat" hingga "Iran mengubah perilakunya".
Itu merupakan pernyataan pertama Trump di televisi sejak Iran menembakkan lebih dari selusin rudal di dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS. Trump juga mengatakan tidak ada korban dari warga Irak.
"Fakta bahwa kita memiliki militer dan peralatan yang hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kita tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik," kata Trump dalam pidato yang menghantam nada yang sangat berbeda dari tweet-nya setelah serangan terhadap Soleimani di mana ia mengancam akan "sepenuhnya menyerang balik" jika Iran menyerang warga atau situs AS.
Melansir Al Jazeera, Iran mengatakan serangan hari Rabu terhadap satu pangkalan Irak di Erbil dan pangkalan Ain al-Asad di Irak barat adalah balas dendam atas pembunuhan Soleimani. Serangan itu sekaligus memperingatkan AS agar tidak membalas.
Sebelumnya pada hari Rabu, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Hosseini Khamenei mengatakan serangan Iran adalah "tamparan di wajah" AS dan mengatakan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu.
Menteri luar negeri Teheran mengatakan Iran mengambil "langkah-langkah proporsional" untuk membela diri dan tidak mencari eskalasi.
Dampak dari perintah Trump untuk membunuh Soleimani berlangsung cepat.
Iran bersumpah akan membalas dendam. Parlemen Irak memilih untuk mengusir pasukan AS dari Irak, yang akan merusak upaya untuk memerangi ISIL (ISIS) di kawasan itu dan akan memperkuat pengaruh Iran di Timur Tengah. Dan para pemimpin regional dan dunia menyerukan de-eskalasi.
Serangan balik oleh Iran terjadi ketika Trump dan penasihat utamanya berada di bawah tekanan untuk mengungkapkan lebih detail tentang intelijen yang membuat presiden AS memerintahkan serangan AS yang menewaskan Soleimani. Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF, atau Hashd al-Shaabi), sebuah organisasi payung yang didukung Iran yang terdiri dari beberapa milisi, juga tewas dalam serangan drone minggu lalu.
Trump dan pejabat tinggi keamanan nasional AS telah membenarkan serangan udara dengan pernyataan umum tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Soleimani, yang menurut para pejabat AS sedang direncanakan "serangan segera".
Tetapi tidak ada detail maupun bukti mengenai hal ini.
Trump pada hari Rabu mengatakan AS akan terus mencari opsi untuk menanggapi serangan, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Dia mengatakan AS akan meminta NATO "untuk menjadi lebih terlibat" di Timur Tengah.
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Trump: AS akan kenakan sanksi baru yang powerful atas Iran setelah serangan rudal