News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ilmuwan Temukan Sungai Terdalam di Dunia, Ikan-ikan Buta dan Pucat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi foto sungai

TRIBUNNEWS.COM, AFRIKA - Para ilmuwan telah menemukan sungai terdalam di dunia, yaitu Sungai Kongo yang terletak di Afrika tengah bagian barat.

Hal ini disampaikan oleh pemimpin dari penelitian, Melanie Stiassny, seorang kurator di Departemen Ichthyology di American Museum of Natural History di New York City.

Temuan ini berawal dari misteri ikan-ikan yang mati di sungai tersebut.

Lebih dari satu dekade yang lalu, para Ilmuwan menemukan ikan-ikan yang mati dalam sungai ini dengan kondisi buta dan pucat.

Ternyata, penyebab kematian ikan-ikan tersebut adalah sindrom dekompresi atau tikungan, kondisi di mana gelembung udara terbentuk dalam darah dan jaringan tubuh ikan.

Baca: Respon Jaksa Terhadap Eksepsi Trio Ikan Asin yang Berharap Diadili di Bogor

Lamprologus lethops, seekor ikan yang hidup di bagian bawah Sungai Kongo. Ikan ini pucat dan buta seperti ikan yang hidup di gua bawah air.(Melanie Stiassny) ()

Stiassny yang mempelajari keanekaragaman hayati dan evolusi ikan di Kongo bagian bawah, rentang 322 kilometer sebelum sungai bermuara ke Samudra Atlantik, menuturkannya dalam pertemuan American Geophysical Union.

Dia berkata bahwa ada lebih dari 300 spesies ikan yang ditemukan hanya di Kongo bagian bawah. Jeram di sana sangat kuat sehingga secara fisik memisahkan populasi ikan dan mendorong spesies baru untuk berevolusi, bahkan ketika tidak ada jarak fisik yang memisahkan hewan dari kerabat dekatnya.

Dari ratusan spesias ikan yang ditemukan, Stiassny menemukan satu spesies yang sangat menonjol dari lainnya.

"Di satu tempat, kami menemukan ikan yang sangat aneh ini. Ini adalah cichlid yang buta dan terasing, sangat mirip ikan gua, tetapi tidak ada gua di sungai" ujarnya seperti dilansir dari Live Science (12/01/2020).

Spesies unik ini membuat Stiassny dan para rekannya kebingungan karena mereka tidak menemukan individu yang masih hidup dari ikan ini.

Apalagi ikan-ikan itu mati dengan sangat mengenaskan.

"Ketika itu mati di tangan saya, gelembung terbentuk di bawah kulitnya dan di atas insangnya, tanda pasti sindrom dekompresiā€ sambung Stiassny.

Untuk diketahui, sindrom dekompresi disebabkan oleh kenaikan yang cepat dari air yang sangat dalam ke kedalaman yang lebih dangkal.

Hal ini membuat tekanan turun tajam dan menyebabkan gas terlarut sehingga membentuk gelembung di dalam tubuh.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini