TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Iran mengatakan telah menangkap perekam video yang memperlihatkan pesawat maskapai Ukraina ditembak jatuh dengan rudal.
Orang tersebut diyakini akan menghadapi dakwaan terkait keamanan nasional.
Pesawat dengan nomor penerbangan PS752 jatuh setelah lepas landas dari Teheran pada Rabu (08/01) sehingga menewaskan 176 orang di dalamnya.
Iran mengatakan pesawat nahas itu ditembak jatuh secara tidak sengaja dan mengumumkan penangkapan sejumlah orang terkait insiden tersebut.
Presiden Hassan Rouhani mengatakan penyelidikan negaranya akan diawasi oleh "pengadilan khusus".
"Ini tidak akan menjadi kasus biasa. Seluruh dunia akan menyaksikan pengadilan ini," ujarnya dalam sebuah pidato.
Rouhani juga menegaskan bahwa "peristiwa tragis" ini tidak bisa dipersalahkan pada satu orang saja.
Rouhani menyebut tembakan rudal yang menjatuhkan pesawat sebagai kesalahan yang tak termaafkan.
"Tidak hanya orang yang menarik pelatuk, tapi juga orang lain yang bertanggung jawab," ujarnya.
Iran awalnya membantah bahwa pesawat terkena rudal, tapi belakangan mengakui bahwa jet komersial itu dihantam oleh sistem pertahanan udaranya.
Ketika video tersebut dibagikan di media sosial, para analis mengatakan ia menunjukkan pesawat terkena rudal.
Siapa yang ditangkap?
Media Iran melaporkan bahwa petinggi Garda Revolusi Iran telah menahan seorang pengunggah video yang memperlihatkan rudal menghantam pesawat.
Tapi seorang jurnalis Iran di London yang pertama kali mengunggah rekaman tersebut berkeras bahwa sumbernya aman, dan pemerintah Iran telah menangkap orang yang salah.
Sebelumnya, pada Selasa (14/01), juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili, mengatakan bahwa beberapa orang telah ditahan terkait jatuhnya pesawat.
Ia menambahkan bahwa sekitar 30 orang telah ditangkap karena "ambil bagian dalam perkumpulan ilegal" — rujukan nyata terhadap unjuk rasa anti-pemerintah baru-baru ini.
Baca: Maskapai Ukraina: Pesawat Tidak Terima Peringatan Ancaman dari Bandara Teheran
Secara terpisah, harianNew York Times mengatakan rekaman kamera keamanan menunjukkan dua rudal ditembakkan ke pesawat, dengan jeda lebih dari 20 detik.
Surat kabar tersebut mengatakan ini menjelaskan mengapa transponder pesawat tampaknya berhenti bekerja sebelum serangan rudal — transponder telah dinonaktifkan oleh rudal pertama.
Apa kata negara lain?
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan kepada BBC bahwa ia "senang" Iran mengaku telah melakukan "kesalahan besar" dengan menembak jatuh pesawat.
"Baguslah mereka sudah meminta maaf. Yang paling penting sekarang adalah ketegangan di kawasan itu berkurang," imbuhnya.
Johnson mengatakan langkah selanjutnya bagi Iran ialah "memulangkan dengan cara yang bermartabat" jasad para penumpang dan awak pesawat PS752, yang di antaranya terdapat tiga warga Inggris.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadym Prystaiko, mengatakan bahwa lima negara yang warganya berada di pesawat tersebut – Kanada, Ukraina, Afghanistan, Swedia, dan satu negara yang tidak disebutkan namanya –akan bertemu di London pada Kamis (16/01) untuk membahas kemungkinan tindakan hukum.
Ia mengatakan "negara-negara yang berduka" akan menentukan langkah yang akan diambil secara individual dan kolektif untuk "membawa para pelaku ke pengadilan dan bagaimana kita dapat mengompensasi keluarga yang menderita".