TRIBUNNEWS.COM - Pejabat dari lima negara bertemu di Inggris untuk menuntut kompensasi bagi keluarga korban di Teheran.
Mereka meminta Pemerintah Iran melakukan penyelidikan secara menyeluruh terkait Pesawat Ukraina International Airlines yang ditembak jatuh setelah meninggalkan Teheran.
Pesawat Ukraina International Airlines itu ditembak jatuh saat perjalanan menuju Kiev pada Rabu (8/1/2020).
Iran sempat menyangkal pihaknya memiliki peran dalam insiden tersebut.
Namun, diketahui Iran kini telah mengakui Garda Revolusi telah menembak jatuh Pesawat Ukraina International Airlines dengan tidak sengaja.
Sejumlah 176 orang penumpang pesawat dinyatakan tewas.
Di antaranya terdapat 57 warga Kanada.
Terdapat pula 11 warga Ukraina, dan sejumlah 17 Korban dengan kewarganegaraan Swedia.
Empat warga Afganistan, dan empat warga negara Inggris, serta warga Iran.
Kelima negara itu meminta Pemerintah Iran melakukan proses identifikasi korban dengan martabat dan transparasi.
Hal itu didasari untuk menghormati keluarga korban yang tengah menunggu pemulangan jenazah.
"Mata masyarakat internasional tertuju pada Iran hari ini. Saya pikir Iran punya pilihan, dan dunia sedang memperhatikan," kata Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne yang dikutip dari portal berita Al Jazeera, Jumat (17/1/2020).
Lima negara tersebut menyatakan mereka menunggu campur tangan Iran dalam menangani persoalan ini.
Diketahui, sebagian besar dari penumpang penerbangan Ukraina International Airlines 752 yang merupakan pelajar.