News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Virus Corona Diduga Berasal dari Sup Kelelawar, Kuliner yang Memang Populer di Wuhan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona Diduga Berasal dari Sup Kelelawar, Kuliner yang Memang Populer di Wuhan

Ular dan kelelawar dijual di pasar ikan di Wuhan, titik mula virus ini berasal.

Peneliti berkata virus corona 2019-nCoV terbentuk dari kombinasi virus yang menginfeksi kelelawar dan virus lain yang berlum teridentifikasi.

Peneliti percaya kombinasi genetis dari virus tersebut mengambil protein yang memungkinkan virus mengikat sel inang tertentu, termasuk manusia.

Penyebaran virus corona, dari kelelawar dan atau ular (The Sun)

Setelah menganalisis gen dari strain, peneliti menemukan ular memang rentan terhadap versi virus corona yang mirip dengan yang diderita manusia.

Hal itu memungkinkan virus memiliki "cadangan" untuk strain virus baru untuk tumbuh lebih kuat dan bereplikasi.

Ular, dan hewan-hewan lain, dijual di Pasar Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat wabah mematikan diperkirakan dimulai.

Virus mungkin telah melompat ke hewan lain sebelum berpindah ke manusia, ujar peneliti.

Update jumlah korban virus corona: lebih dari 800 kasus terinfeksi, 25 orang meninggal dunia

Pemerintah China melalui Komisi Nasional Kesehatan mengumumkan, 25 orang meninggal karena wabah virus corona.

Tiga kota di "Negeri Panda" telah ditutup sebagai buntut upaya pencegahan otoritas atas virus dengan kode 2019-nCov tersebut.

Dilansir Sky News, Jumat (24/1/2020), selain 25 orang tewas, sejauh ini China mencatat lebih dari 800 kasus virus Corona.

Seorang pria berusia 80 tahun di Provinsi Hebei menjadikannya korban pertama di luar Provinsi Hubei yang meninggal.

Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, mereka masih belum menganggapnya sebagai keadaan darurat dunia.

"Tolong jangan salah, ini sudah darurat di China. Namun, terlalu dini jika diumumkan dalam skala global," ucap Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini