Ada juga seorang pelajar Tionghoa dari Wuhan, yang enggan disebutkan namanya.
"Semua keluargaku tinggal di dalam rumah. Ibuku pergi ke supermarket kemarin dan rak-raknya kosong," ujar dia.
Kendati demikian, dia hanya punya cukup makanan dan air untuk bertahan selama 10 hari.
Dia telah mengetahui virus itu sebulan sebelum adanya pengumuman resmi. Lalu dia meminta keluarganya untuk membeli makanan dan masker.
Dia menceritakan jalanan diblokir saat ini sehingga menyulitkan untuk mencari masker.
Seminggu yang lalu (17/01/2020), dia pergi ke rumah sakit dan masih banyak orang tidak memakai masker.
Dia bersama keluarganya baik-baik saja dan setiap hari rutin memeriksakan suhu badan.
Diketahui hingga Minggu (26/1/2020) sore, virus corona diketahui telah menyebar ke 13 negara dan telah menewaskan 56 orang.
Nasib mahasiswa Indonesia di Wuhan
Penyebaran virus corona yang berawal dari Wuhan China, kini sudah menyentuh 13 negara.
Jumlah korban tewas akibat virus tersebut di China saja sudah mencapai 56 orang sementara 2.000 orang lainnya dilaporkan sudah terinveksi virus tersebut.
Kota Wuhan kini sudah terisolir untuk mengantisipasi merebaknya virus corona.
Dan di wilayah itu, ada sejumlah mahasiswa asal Indonesia yang sedang berada di sana. Mereka kini diisolasi.
Sebanyak 12 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang menjalani program beasiswa bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah, diisolasi akibat virus corona.
"Sembilan mahasiswa penerima beasiswa dari Pusat Bahasa Mandarin Unesa dan tiga mahasiswa penerima beasiswa dari pemerintah China," ujar Rektor Unesa Nurhasan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/1/2020).