Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alfi Rian Tamara, mahasiswa asal Indonesia, mengaku gembira mendengar adanya informasi evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Wuhan dan beberapa kota lainnya di China.
Tapi, Rian mengatakan tak serta merta merasakan euforia terlalu dalam mendengar informasi tersebut.
Baca: Status Lock Down Membuat Mahasiswa Indonesia Tertahan di Wuhan, Tak Bisa Pulang ke Tanah Air
Ia juga mengaku waspada terhadap kemungkinan gagalnya proses evakuasi dari pemerintah Indonesia.
"Mendengar adanya info evakuasi sebenarnya kami juga ada perasaan gembira juga. Tapi juga waspada kalau ada kemungkinan evakuasi tidak sukses," ujar Rian, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (31/1/2020).
Pria yang tengah mengenyam studi S-2 di Wuhan University of Technology tersebut pun tetap berjaga-jaga akan segala kemungkinan.
Menurutnya, kondisi fisik harus dijaga sebaik mungkin guna menghindari kemungkinan tertular virus corona.
"Jadi kami tetap harus menjaga kondisi fisik sebaik mungkin, menghindari apa pun yang terjadi dan kami disini harus semangat gitu (menunggu evakuasi, - red)," jelasnya.
Meski negara-negara lain sudah banyak yang mengevakuasi warganya dari China terutama kota Wuhan, Rian menuturkan bersyukur pemerintah sudah mengusahakan proses evakuasi.
"Dan kami berharap WNI melalui pemerintah segera mendapatkan izin atau lampu hijau untuk mengevakuasi kami disini," kata Rian.
Di sisi lain, angin segar turut menyapa para mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut studi di Negeri Tirai Bambu.
Pasalnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing memberikan uang saku bagi masing-masing mahasiswa.
Hal ini dilakukan pasca virus corona mewabah dan membuat kota Wuhan menyandang status lock down sejak Rabu (22/1) lalu.