News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Buntut Kasus Remaja Cacat Tewas di Rumah saat Ayah Diisolasi karena Corona, Pejabat Kena Hukuman

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI seorang perawat memegang tangan pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan- Foto Pu Cheng

TRIBUNNEWS.COM - Kasus kematian seorang remaja berkebutuhan khusus di Hong Kong menyita perhatian dan viral.

Kejadian itu menjadi tragis lantaran korban meninggal saat ayahnya diisolasi karena teroapar virus corona.

Artinya tak ada seorang pun yang merawat remaja yang dikabarkan menderita cerebral palsy itu.

Pemerintah Hong Kong pun melakukan penyelidikan terhadap insiden itu.

Merawat Yan Cheng (Dami & Xiaomi/WeChat/mothership.sg)

Dikutip dari mothership.sg, Pemerintah Hong Kong melakukan tindakan tegas.

Menurut siaran pers dari pemerintah Kabupaten Hong Kong, wali kota dan sekretaris partai lokal kota Hezhen dipecat dari posisi mereka setelah investigasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Mereka bertanggung jawab atas kematian remaja bernama Yan Cheng.

Pernyataan pers mengatakan bahwa mereka telah mengabaikan tugas mereka.

Tim investigasi lebih lanjut mengatakan meskipun kerabat Yan merawat korban beberapa kali.

Namun pejabat terkait dianggap tidak melakukan pekerjaannya.

Curhat sang Ayah

Yan Cheng ternyata menderita cerebral palsy.

Cerebral palsy adalah kelainan gerakan, tonus otot, ataupun postur yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang, paling sering sebelum kelahiran.

Beijing Youth Daily melaporkan, Yan Cheng diduga meninggal setelah ditinggal sendirian di rumah tanpa ada yang merawatnya.

Dikonfirmasikan dengan pemerintah setempat di kota Huahe, yang terletak di Kabupaten Hong'an Provinsi Hubei, remaja itu meninggal pada hari Rabu, 29 Januari 2020.

Berita kematian remaja itu pertama kali beredar di intranet China ketika Dami & Xiaomi, sebuah platform WeChat yang mengadvokasi keluarga anak-anak penyandang cacat intelektual.

Dalam hal itu menerbitkan laporan yang mengklaim bahwa Yan Cheng telah meninggal setelah ditinggal sendirian di rumah selama enam hari.

Menurut laporan itu, ayah Yan Cheng, Yan Xiaowen, membawa kedua putranya kembali ke kota Huahe pada 17 Januari untuk merayakan Tahun Baru Imlek.

Namun, tiga hari setelah kembali ke rumah, Yan Xiaowen terserang demam.

Laporan itu kemudian mengklaim bahwa Yan dan putra bungsunya dikirim ke tempat karantina untuk diisolasi karena diduga telah terinfeksi virus corona.

Namun, Yan Cheng ditinggalkan sendirian di rumah karena ia tidak menunjukkan gejala virus apa pun.

Menurut Dami & Xiaomi, pemerintah setempat mengklaim remaja itu makan pada 24 dan 26 Januari.

Selain itu, bibi Yan Cheng mengatakan, memberi makan Yan pada 23 dan 24 Januari ketika dia mengunjunginya.

Dia bahkan telah membantu mengganti popok Yan Cheng pada kunjungan keduanya.

Namun, karena dia merasa tidak enak badan beberapa hari berikutnya, dia berhenti mengunjunginya.

Ketika dia kembali lagi pada 28 Januari, dia menganggap bahwa kondisinya telah memburuk.

"Dia berbaring tanpa bantal di kepalanya," ungkapnya kepada Dami & Xiaomi.

"Saya menyeka mulut dan wajahnya bersih, mengganti popoknya, memberinya setengah cangkir air dan nasi sebelum dia menolak untuk makan lagi."

Dami & Xiaomi juga memposting tangkapan layar dari sebuah pos yang diduga ditulis oleh ayah remaja itu.

Dalam pos itu, ia menyebutkan bahwa kedua putranya memiliki cacat intelektual, dan bahwa putra sulungnya sudah ditinggalkan sendirian di rumah tanpa ada yang membantunya.

Putra sulungku menderita kelumpuhan otak, dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Dia tidak bisa bicara, dia tidak bisa menjaga dirinya sendiri.

Dia sudah sendirian di rumah selama enam hari tanpa ada yang merawatnya.

Tanpa seseorang yang memberinya makan, dan tanpa pakaian pelindung dari pihak berwenang dan rumah sakit setempat, saya khawatir anak saya tidak dapat membuatnya lagi.

Semua orang, tolong bantu mengirim jas pelindung ke rumah saya di Provinsi Hong'an, Provinsi Hubei!"

Pesan ayah tak sampai

Menurut reporter South China Morning Post (SCMP) Laurie Chen, postingan ayah korban di Weibo kemudian dihapus.

Beijing Youth Daily lebih lanjut melaporkan bahwa Yan Cheng seharusnya dipersatukan kembali dengan keluarganya di tempat karantina pada 29 Januari.

Namun, dia telah meninggal sore itu juga.

Seorang perwakilan pemerintah daerah dilaporkan mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten dari Kabupaten Hong telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki insiden tersebut.

Pejabat pemerintah mengatakan mustahil bagi pemerintah untuk meninggalkan seorang anak dengan cerebral palsy sendirian di rumah tanpa ada yang merawatnya.

"Tetapi memang benar bahwa anak itu telah meninggal, para atasan akan menyelidikinya, sehingga secara alami akan ada penjelasan yang adil tentang bagaimana ini terjadi."

Remaja cacat di China tewas ditinggal sendirian di rumah selama 6 hari karena ayah jalani karantina virus Corona (Dami & Xiaomi / WeChat/mothership.sg)

Viral 2 Kisah Polisi

Video viral tersebar menceritakan kisah petugas polisi di China seiring dengan hebohnya virus Corona di negara tersebut.

Video pertama adalah saat polisi ditolak oleh wanita tua lantaran enggan menggunakan masker.

Lalu kisah berikutnya adalah dua polisi lakukan hormat kepada pria misterius yang meningggalkan masker.

Bagaimana kisah dua polisi di atas?

Polisi ditolak wanita tua yang enggan pakai masker (Newsflare/ChinaLive)

1. Wanita tua enggan pakai masker

 Dikutip dari Daily Mail,  video tersebar memperlihatkan wanita tua ditangkap oleh polisi dari sebuah bus pada 27 Januari 2020 lalu.

Ia ditangkap karena menolak untuk memakai masker yang diberikan oleh petugas polisi sebagai pencegahan wabah virus Corona.

Dalam video yang beredar menujukkan saat wanita itu duduk tanpa masker di dalam bus.

Sementara itu seorang petugas polisi mendekat dan mencoba untuk menceramahinya karena tidak ikut bersikap demi keamanan kota Pingdingshan di Provinsi Henan, China.

Saat didekati polisi, wanita itu tak mengindahkan saran polisi agar memakai masker.

Dia justru mencari barang di ranselnya saat petugas terus memaksanya menggunakan masker pelindung.

Petugas polisi itu tampak berdiri di samping wanita tua, koridor bus sementara petugas lainnya mengecek penumpang lainnya.

Beberapa detik kemudian, seorang perwira, yang mengenakan jaket berpangkat menawarkan masker padanya.

Tapi dia terus memegang tas dan enggan menatap wajah petugas.

Setelah itu petugas polisi menyodorkan masker ke arah wanita tua.

Sontak si wanita melihat wajah polisi itu lalu menggelengkan kepala.

Menurut petugas, wanita itu menolak untuk mengenakan masker atau meninggalkan bus ssebelum penumpang lain mulai turun.

Seperti dikabarkan, penerintah setempat mengimbau agar para warga melindungi diri dari wabah virus corona.

Termasuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

Ini link videonya >>>

2. Polisi hormat ke pria misterius

Video viral juga memperlihatkan petugas kepolisian di tengah wabah virus corona.

Video dari Youtube CGTN, memperlihatkan dua polisi yang memberikan apresiasi kepada seorang laki-laki tak dikenal.

Dari rekaman kamera CCTV kantor polisi di China Timur, terlihat seorang pemuda tiba-tiba masuk ke kantor polisi dan meninggalkan barang terbungkus kardus.

Ia kemudia lari keluar meninggalkan kantor yang dijaga para polisi di ruang depan meja resepsionis.

Dua petugas polisi lalu terlihat lali hendak mengejar pemuda itu.

Namun setelah sampai lobi depan kantor, keduanya berhenti karena melihat pemuda bermasker itu melambaikan tangan.

Tak berselang lama, dua polisi itu memberikan sikap hormat.

Saat dibedah, ternyata isi kardus itu adalah kemasan-kemasan berisi banyak masker.

Ini videonya:

Video di atas viral, disaksikan sebanyak 289,336 kali.

Lalu disukai sebanyak 5.500 kali.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini