TRIBUNJOGJA.COM, CHINA - Pemerintah China sangat ketat mengatur penyebaran informasi oleh warganya, terlebih saat negara Tirai Bambu itu dilanda wabah virus corona yang kini jadi sorotan dunia.
Siapa saja yang menyebarkan foto, video dan informasi buruk, akan dicari pihak kepolisian.
Selain Li, seorang pria dilaporkan ditangkap setelah merekam secara sembunyi-sembunyi jenazah di rumah sakit kota tempat virus corona menyebar.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial, nampak setidaknya terdapat delapan mayat dalam kantong di bus luar rumah sakit Wuhan.
Baca: Ini 5 Hoaks soal Virus Corona yang Beredar di Masyarakat Akhir-akhir Ini
Si perekam kemudian menunjukkan terdapat jenazah lain di bagian dalam rumah sakit dalam potongan video yang beredar Sabtu (1/2/2020).
Pria yang merekam momen itu, dilaporkan bernama Fang Bin, terdengar menghitung ada delapan mayat yang ditumpuk di dalam bus.
"Jadi, banyak orang yang meninggal? Kapan ini terjadi? Kemarin? Begitu banyak jenazah," ujar Fang sembari ponselnya terus merekam.
Jurnalis China yang berbasis di New York, Jennifer Zeng, mengunggah video tersebut di Twitter, sembari menyatakan bahwa Fang ditangkap.
Dalam kicauannya, Zeng menyebut Fang sebagai perekam video "8 jenazah dalam 5 menit", di mana dia mengaku hanya melakukan hal sederhana, merekam apa pun yang dilihatnya. "#CCP (Partai Komunis China) menuduhnya sengaja dibayar oleh negara yang kontra. Namun, dia mendapat banyak dukungan dari warga negara," jelas Zeng.
Terdapat laporan yang tidak bisa diverifikasi kebenarannya bahwa Fang dibebaskan, di tengah wabah virus mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).
Hingga Selasa, terdapat 427 korban meninggal di seluruh China. Termasuk dua kasus kematian yang dilaporkan terjadi di luar daratan utama.
Hong Kong mengumumkan bahwa salah satu pasien yang dirawat meninggal, setelah sebelumnya Filipina melaporkan kematian yang menimpa pria 44 tahun asal Wuhan.
Terdapat lebih dari 20.000 kasus infeksi di Negeri "Panda", yang sebagian besar dicatatkan di Wuhan maupun kota wilayah Provinsi Hubei.
Patogen dengan kode 2019-nCov tersebut pertama kali muncul di Pasar Seafood Huanan, tempat penjualan hewan liar ilegal, pada Desember 2019.