TRIBUNNEWS.COM - Pesawat Ukraina International Airlines yang ditembak jatuh dekat Teheran pada 8 Januari 2020 lalu menemui perkembangan baru.
Dikabarkan, Kanada tidak percaya kepada Iran terkait keahlian dalam mempelajari rekaman data penerbangan.
Khususnya rekaman data dari Pesawat Ukraina International Airlines dengan kode penerbangan PS752.
Terkait hal ini, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk penerbangan sipil mengirim surat ke Iran atas permintaan Kanada.
Diketahui Kanada meminta PBB untuk menekan penyelidikan Iran dan mempercepat analisis isi kotak hitam penerbangan PS752 tersebut.
Apabila dalam proses analisa kotak hitam itu masih memerlukan waktu yang lama, Kanada meminta Iran untuk meminta bantuan negara lain yang bisa melakukannya.
Kecelakaan pesawat Ukraina itu menewaskan 176 orang, 57 di antaranya merupakan warga Kanada.
Menteri Perhubungan (Menhub) Marc Garneau buka suara terkait permintaan Kanada kepada PBB itu.
"Kami ingin kotak hitam dianalisis sesegera mungkin," kata Garneau yang dikutipd ari CBC.
"Sudah hampir empat minggu," tegasnya.
Marc Garneau meminta PBB untuk mencari tahu apakah Iran mengikuti prosedur internasional dalam melaksanakan penyelidikan kecelakaan pesawat Ukraina tersebut.
Dikonfirmasi oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) kepada CBC News, saat ini tengah mencari laporan terkait Iran yang tidak mematuhi konvensi.
"Presiden Dewan kami menyampaikan dalam surat kepada Otoritas Penerbangan Sipil Iran untuk memberikan konfirmasi terkait masalah ini," kata Juru Bicara ICAO Anthony Philbin.
Justin Trudeau Minta Iran Kerjasama dengan Perancis