News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Vs Amerika Memanas

Soal Penyelidikan Pesawat Ukraina dan Kebocoran Audio, Iran Sebut Tetap Kerja Sama dengan Ukraina

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potongan pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Ukraina International Airlines nomor penerbangan 752, yang jatuh di dekat Bandara Teheran pada Rabu (8/2/2020).

Diwartakan Tribunnews sebelumnya, pilot menuturkan ia melihat cahaya di Bandar Udara Payam, dekat tempat rudal anti-pesawat Torl M-1 Guard diluncurkan.

Sementara itu, pengawas lalu lintas udara mengatakan tidak ada laporan masuk kepada mereka.

Namun, dalam percakapan sang pilot bersikeras.

"Itu adalah cahaya rudal," kata pilot.

"Apakah kamu tidak melihat sesuatu lagi?," tanya petugas.

"Itu adalah ledakan. Kami melihat cahaya yang sangat besar di sana, saya tidak benar-benar tahu apa itu," tutur pilot.

Merespon laporan tersebut, pengawas lalu lintas udara lantas mencoba melakukan kontak dengan pesawat Ukraina tetapi tidak berhasil.

Diberitakan, informasi radar pelacakan penerbangan yang dapat diakses publik ini menunjukan, Pesawat Aseman Airlines dengan nomor penerbangan No. 3768 cukup dekat dengan Teheran untuk melihat ledakan tersebut.

Rute penerbangan pesawat Ukraina dengan nomor penerbangan PS752 jatuh setelah lepas landas dari Teheran pada hari Rabu, yang menewaskan 176 orang di dalamnya. (BBC)

Dikutip CBS NEWS, disebutkan pejabat Iran seharusnya segera memiliki akses ke rekaman audio kontrol lalu lintas udara.

Zelensky mengatakan, rekaman tersebut menunjukan bahwa Iran tahu sejak awal bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh rudal.

"Rekaman itu, memang menunjukkan bahwa pihak Iran tahu sejak awal bahwa pesawat kami ditembak jatuh oleh rudal, mereka sadar akan ini pada saat penembakan," terang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Sementara itu, pihak berwenang Iran mengutuk publikasi audio rekaman itu sebagai tindakan tidak profesional.

Pihak Iran mengatakan audio rekaman itu merupakan laporan rahasia.

"Tindakan oleh Ukraina ini membuat kami tidak ingin memberi mereka bukti lagi," kata Kepala Penyelidik Iran, Hassan Rezaifar.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini