Merebaknya virus tersebut pun telah membuat banyak warga panik dan menyerbu pasar-pasar swalayan.
Pasokan tisu toilet, beras, dan mie instan ludes di banyak toko.
Pemerintah pun telah memperingatkan warga soal aksi menimbun pasokan barang kebutuhan sehari-hari, sementara Otoritas Moneter Singapura telah memperingatkan kepada perbankan soal peningkatan penarikan uang secara bersamaan.
Standard Chartered Plc adalah penyewa utama di Tower 1.
Bank asal Inggris tersebut enggan berkomentar apakah kasus virus corona tersebut melibatkan pegawainya.
"Kami memiliki rencana kesinambungan bisnis yang mapan dan menerapkan serangkaian tindakan pencegahan yang komprehensif seperti penyaringan suhu, pernyataan wajib karyawan dan pengunjung, dan meningkatkan frekuensi sanitasi di cabang dan kantor kami," ujar Standard Chartered dalam pernyataannya.
Adapun DBS Group Holdings Ltd memiliki kantor pusat di Marina Bay Financial Centre Tower 3, yang lokasinya berdekatan dengan kantor Standard Chartered tersebut.
DBS menyatakan telah menjalankan rencana kesinambungan bisnis. Para pegawainya pun diminta bekerja dari rumah dan lokasi-lokasi lainnya.
DBS juga melakukan pengecekan suhu tubuh di seluruh bangunan kantornya.
Sementara itu, perusahaan tambang Rio Tinto Group juga menempati gedung yang sama dengan DBS.
Perusahaan itu telah menginstruksikan pegawai bekerja di rumah pada hari ini hingga Rabu (12/2/2020).
Reaksi pemerintah Indonesia
Pemerintah belum memberlakukan pembatasan perjalanan ke Singapura, meskipun negara tersebut telah menaikkan status penyebaran virus Corona menjadi oranye atau fase tiga.
Untuk diketahui pemerintah Singapura menaikkan status waspada Disease Outbreak Response System Condition (Dorscon) virus corona dari kuning menjadi oranye pada 7 Februari lalu.
Baca: Radnik Surdulica Kontrak Witan Sulaiman Tiga Setengah Tahun