News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Menyeramkan, Ternyata Antisipasi Pencegahan Virus Corona di Dalam Kapal Pesiar Jepang Kacau Balau

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah mengunggah informasi terkait hal itu di halaman Facebooknya.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata antisi pencegahan penyakit menular yang dilakukan kementerian kesehatan Jepang di dalam kapal pesiar luks Diamond Princess (DP) selama ini kacau balau. Tak heran setiap hari banyak yang terinfeksi.

"Tanggal 18 Februari saya naik ke dalam kapal DP sebagai anggota DMAT (Disaster Medical Assistance Team) dan menemukan banyak hal yang menyeramkan sekali tak pernah saya alami sebelumnya," papar Prof. Kentaro Iwata Universitas Kobe yang juga anggota DMATdalam videonya 18 Februari malam.

Iwata yang punya pengalaman ke 20 lokasi ke berbagai  negara seperti Afrika dan China untuk penanganan malaria,  SARS maupun Ebola mengakui tidak pernah setakut seperti sekarang karena tahu cara antisipasinya.

"Saya sebagai spesialis penyakit menular melihat dalam kapal DP benar-benar berantakan, tidak ada pembatasan sama sekali antara daerah hijau yang tidak terinfeksi dan daerah merah yang terinfeksi. Semua bercampur jadi satu sama lain," tambahnya.

Baca: Corona Bikin Pariwisata Anjlok, Menparekraf Bakal Lakukan Kampanye Digital

Baca: Tewas, Direktur Rumah Sakit Wuhan Jadi Tumbal Ganasnya Virus Corona

Dilihatnya pula bahwa penumpang, kru, petugas ada yang pakai masker kada ada yang tak pakai masker, lalu makan dan minum juga tercampur tidak jelas, tampak bebas, ceritanya lagi.

"Saya sangat berharap ahli internasional datang meninjau DP juga berupa kelompok sehingga bis atahu yang sebenarnya terjadi di kapal pesiar itu," lanjutnya.

Mengingat tercampur baur semuanya tak ada kejelasan daerah terinfeksi dan yang tidak terinfeksi, kontaminasi satu sama lain, tidak heran setiap hari banyak yang positif terinfeksi virus Corona.

"Tidak heran tiap hari banyak yang terinfeksi virus Corona atau covid-19. Menyeramkan sekali suasana di dalam kapal DP tersebut," tekannya lagi.

Prof. Kentaro Iwata Universitas Kobe yang juga anggota DMAT (Disaster Medical Assistance Team) kapal pesiar Jepang Diamond Princess (DP).

Profesor Jepang tersebut melihat banyak tempat di dalam kapal DP itu, namun akhirnya kegiatannya dibatasi oleh petugas lain karena dianggap bukan tempatnya.
 
"Saya ikut saja yang diperintahan atasan tetapi akhirnya sore hari sekitar jam 5 sore saya dikeluarkan oleh salah satu pimpinan dan petugas yang memanggil dan meminta saya untuk ikut dalam tim akhirnya minta maaf atas kejadian tersebut," paparnya.

Di mana-mana selama ini menurutnya tidak pernah takut karena  tahu bagaimana melindungi diri melakukan kontrol atas penyebaran infeksi.

"Tetapi di kapal DP saya lihat sendiri yang terjadi, mengerikan yang terjadi karena kita tidak tahu di mana ada virus di mana tidak ada. Semua bagian semua tempat tercampur baur tidak ada pembatasan."
 
Tamnpaknya, tambahnya, tidak ada spesialis Polymerase chain reaction (PCR) di kapal tersebut.

"Saya direkrut karena kekurangan tenaga spesialis untuk pengawasan dan kontrol wabah virus di atas kapal DP. Namun tampaknya ada pihak yang tidak senang dengan saya maaf saya tak bisa sebutkan di sini sehingga berusaha agar saya tidak naik ke kapal DP. Namun akhirnya saya berhasil diperbolehkan naik ke kapal DP dan melihat banyak hal yang menyeramkan itu," tambahnya.

Baca: Corona Bikin Pariwisata Anjlok, Menparekraf Bakal Lakukan Kampanye Digital

Baca: Anak 10 Tahun Warga Jepang Ikut Terinfeksi Virus Corona Dari Ayahnya yang adalah Dokter

Tidak heran, ungkapnya lagi, banyak negara asing segera mengambil warganya dari kapal pesiar DP tersebut.

Dengan keadaan tersebut termasuk para dokter yang terlibat, Iwata takut malah semakin meluas wabah virus Corona di masyarakat.

"Dokter yang kembali ke rumah sakit dia punya pasien menghadapi banyak orang, saya takut apabila dia terinfeksi tertular ke lebih banyak orang lagi di rumah sakit," tekannya lagi.

Kemungkinan lebih luas lagi penularan penyakit dengan resiko tinggi tersebut membuatnya menghimbau agar banyak kalangan internasional datang ikut membantu melihat sendiri apa yang terjadi di sana.

"Saya sendiri setelah pulang mengisolasi diri selama 14 hari masa inkubasi virus. Saya tidak akan ke sekolah tidak akan menemui keluarga, dan sebagainya, karena takut apabila saya positif terinfeksi maka akan menularkannya ke orang lain," tekannya lagi pada akhir video tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini