Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang penumpang kapal pesiar Diamond Princess (DP) bersedia wawancara khusus dengan Tribunnews.com sore ini (28/2/2020). Namun namanya minta disingkat saja.
"Saya masih ingat sekali saat tanggal 4 Februari pagi di tes PCR (Polymerase chain reaction) jam satu pagi hari," papar Diaspora Kanada, JH bersama isterinya yang ikut kapal DP sejak 20 Januari 2020 khusus kepada Tribunnews.com.
Reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan DNA.
"Setelah ikut kapal DP 20 Januari, kita terus berkeliling dan begitu balik ke Jepang berhenti di Okinawa, saya sudah merasakan sesuatu keanehan, karena semua diperiksa pakai pendeteksi suhu panas badan satu per satu. Jadi pihak pemerintah Jepang sudah tahu rupanya adanya penumpang terinfeksi virus corona sekitar tanggal 3 Februari 2020. Lalu sampai malam bahkan saya diperiksa jam 1 pagi keesokan hari tanggal 4 Februari dan kapal di atas laut dekat pelabuhan Yokohama."
Semua penumpang tengah malam dan pagi hari dibangunkan, menurutnya, untuk di tes PCR, "Itu yang terjadi sehingga muncul angka 37 orang yang terinfeksi positif virus corona, besoknya," tekannya lagi.
Apakah tidak diberitahu hasil tes PCR terhadap JH?
"Saya rasa yang penting adalah yang positif terkena, sehingga yang negatif tak diberitahukan."
Setelah itu tanggal 17 Februari isteri JH di tes PCR kembali dan hasilnya positif terinfeksi virus Corona.
"Setelah itu 18 Februari dia di karantina di rumah sakit Fuji Onsen perfektur Yamanashi dan hari ini (28/2/2020) sudah ke luar dan negatif hasilnya pindah ke hotel di Yokohama," jelasnya lagi.
Lalu JH sendiri yang sempat dipindahkan ke tempat milik pemerintah di Wako perfektur Saitama, akhirnya kena tes PCR kembali dan positif tanggal 25 Februari lalu.
"Setelah positif kena virus corona saya dipindahkan ke fasilitas medis di Kamata Tokyo, bersama 2 kru (ABK) Indonesia yang sudah di sana sejak 18 Februari lalu," ceritanya lagi yang katanya baru bisa ke luar sedikitnya 4 Maret dari Kamata.
JH punya rencana sebelumnya akan jalan-jalan keliling ke Indonesia, tetapi semua rencananya kandas akibat terinfeksi virus corona.