Saat itu, Kim merasakan sakit kepala setelah bekerja.
Meski telah pergi ke dokter dan meminum obat, rasa sakit itu tak kunjung sembuh, justru semakin memburuk.
Ia pun mulai demam.
"Saya masih tak berpikir bahwa saya terkena virus corona. Saya hanya melihat itu di berita tentang China. Saya juga tidak melakukan perjalanan ke luar Korea Selatan baru-baru ini," kata Kim, dilansir dari Washington Post, Senin (2/3/2020).
Melihat kondisi tubuhnya tak kunjung membaik, Kim memutuskan untuk pergi ke rumah sakit yang lebih besar di Daegu pada 18 Februari 2020.
Hanya beberapa jam sebelum Kim tiba di rumah sakit, kasus virus corona pertama dikonfirmasi di Kota Daegu.
Perawat dengan alat pelindung kemudian membawanya ke ruang isolasi.
Di ruangan itu, Kim sadar betul bahwa virus corona telah merenggut banyak nyawa, termasuk di antaranya mereka yang masih muda dan sehat.
Ketika kondisi tubuhnya semakin memburuk, pikiran-pikiran itu mulai hinggap di kepalanya:
"Apakah penyakit itu juga akan merenggut nyawanya?"
"Ketakutan mengenai apa yang akan terjadi pada tubuh saya muncul ketika saya dibiarkan dalam kegelapan. Saya terus bertanya-tanya apakah virus itu bisa mengancam hidupku," paparnya.
Karena menunjukkan gejala seperti pneumonia, Kim dikarantina di ruang dengan tekanan negatif yang kedap udara.
Dokter mengambil swap dari hidung dan mulutnya untuk pengujian lebih lanjut.
Sementara Kim masih harus menghuni ruang isolasi untuk menunggu hasil tesnya.