TRIBUNNEWS.COM - Jumlah Warga Negara Indonesia ( WNI) yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Singapura bertambah dua orang.
Kedua kasus terbaru ini menjadikan total WNI yang positif COVID-19 di Singapura sebanyak 7 orang.
Dua pasien WNI yang baru saja dinyatakan positif corona tersebut masing-masing lansia pria berusia 83 tahun dan lansia perempuan berusia 76 tahun.
Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) yang diterima pada Kamis malam (12/03/2020), kedua lansia itu memiliki hubungan keluarga.
Namun, tidak diterangkan lebih jauh hubungan kekerabatan keduanya.
Baca: Jubir Penanganan Corona di Indonesia: 3 Pasien Dinyatakan Sembuh
Disebutkan, dua pasien baru tersebut tiba bersama di negeri “Merlion” pada Senin (09/03/2020) lalu.
Mereka dinyatakan positif terpapar virus corona berdasarkan hasil tes pada Kamis pagi.
MOH menyebut kedua pasien, lansia pria sebagai kasus ke-181 dan lansia perempuan sebagai kasus ke-182.
Kini, kedua lansia tersebut dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Gleneagles, yang berlokasikan di kawasan Tanglin, Singapura Tengah.
Lonjakan jumlah WNI positif virus corona di Singapura terjadi sejak Sabtu pekan lalu (07/3/2020) ketika WNI kedua, pasien kasus 133, terinfeksi.
Artinya, telah ada 6 WNI di Singapura yang positif corona hanya dalam kurun waktu 5 hari.
Lima kasus ini yaitu kasus 147, kasus 152, kasus 170, dan dua kasus terbaru 181 dan 182 adalah kasus impor.
Kasus 21 telah sembuh sedangkan kasus 133 terjangkit ketika menghadiri acara makan malam di Restoran Joy Garden, SAFRA Jurong Singapura pada 15 Februari 2020.
Baca: Iran Uji Obat Corona, Berhasil Turunkan Gejala Pasien dalam 48 Jam
Kelima pasien kasus impor diketahui tiba di Singapura dari Indonesia.
Pasien kasus 147, 152, 170 dinyatakan sudah mengalami gejala corona sejak berada di tanah air.
Sementara itu, WNI kasus 152 dan kasus 170 masing-masing lansia pria berusia 65 tahun dan perempuan paruh baya berusia 56 tahun.
Keduanya disebut masih mempunyai hubungan keluarga.
Sementara kasus 181 dan 182, tidak disebutkan apakah kedua lansia sudah menunjukan gejala di Indonesia sebelum tiba di Singapura.
Kementerian Kesehatan Singapura tidak memberikan rincian lebih spesifik di negara manakah kelima pasien ini tertular.
Sejauh ini, belum dapat diverifikasi lebih jauh apakah kelima pasien ini sengaja berobat ke Singapura untuk pengobatan virus corona.
Menurut data terbaru, telah ada 187 kasus Covid-19 di Singapura.
Sementara itu, 96 pasien telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit.
Sadangkan 91 lainnya masih dirawat dan 9 di antaranya dirawat di unit perawatan intensif.
Baca: Krusial, UEFA Rapat Soal Virus Corona, EURO 2020 Bisa Terdampak
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan Singapura menghadapi situasi yang sangat serius.
Diperkirakan, sebaran virus corona akan terus meningkat dengan jumlah klaster yang semakin banyak dan membludaknya kasus impor dari negara lain.
Namun Lee memastikan, situasi Singapura masih terkontrol.
Pemerintahannya pun belum berencana menaikan status tanggap virus corona (DORSCON) menjadi warna merah atau darurat nasional.
2 Pasien Positif Corona di Indonesia Alami Gangguan Psikologis
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dari Instalasi Rehabilitasi Medik RSPI Sulianti Saroso, dr. Andi Dala Intan Sapta Nanda, SpKFR., menyebutkan terdapat dua pasien positif virus corona (Covid-19) yang memerlukan pendampingan psikolog dalam perawatanya.
"Dalam hal ini, ada dua pasien yang memang memerlukan pendampingan psikolog dari Tim Instalasi Rehabilitasi Medik," ungkap Dala, seperti yang dilansir Tribunnews.com dari tayangan Kompas TV, Kamis (12/3/2020).
Menurut Dala, dari dua pasien tersebut, satu di antaranya merupakan pasien dengan usia lanjut.
"Saya sebagai dokternya meng-assess ada gangguan cemas dan depresi terselubung sehingga terjadi seperti gangguan penyesuaian," kata Dala.
"Tadi kami baru masuk sehingga kami akan elaborasi lagi pasien tersebut untuk kami lakukan pendampingan khusus secara psikologis," tambahnya.
Sementara itu, Dala menyampaikan, satu pasien lainnya juga mengalami kecemasan yang kemudian memicu gangguan diare.
Baca: Akibat Wabah Corona, Pemerintah Telah Tolak Masuk 126 WNA
Menurut Dala, pasien sempat mengalami diare selama lima hari.
"Satu lagi, ada pasien usia muda, dia juga mengalami gangguan cemas yang kemarin selama lima hari mengalami ganguan diare, namun hari ini alhamdulillah sudah tidak terjadi lagi hal tersebut," terangnya.
"Sehingga kami akan elaborasi lagi hal tersebut sampai sedalam apa gangguan cemasnya," sambung Dala.
Sementara itu, pihak RSPI Sulianti Saroso lainnya, Barita, menuturkan pada dasarnya penyakit-penyakit fisik juga dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Baca: WNA Positif Corona Dikabarkan Pernah Menginap di Jimbaran Bali, Ini Bantahan Pihak Hotel
"Jadi ketika pasien ini mengalami kondisi psikologis yang ringan, sedang, atau berat pasti mempengaruhi fisiknya juga," kata Barita, seperti yang dilansir dari tayangan Kompas TV, Kamis.
"Kalau kita mengalami kecemasan pasti bisa juga imunnya menurun, itu tidak hanya berlaku untuk pasien corona saja," tambahnya.
Jokowi Imbau Masyarakat Waspada Corona
Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat terus waspada terhadap sebaran virus corona dengan memperhatikan protokol Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dilansir Kompas.com, Jokowi menuturkan masyarakat bisa bergotong royong untuk melawan virus ini.
"Presiden mengajak kita semua untuk bergotong-royong menjadi pahlawan kemanusiaan bagi sesama, pahlawan kemanusiaan bagi keluarga dan saudara sebangsa setanah air melawan Covid-19," kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman dalam keterangan tertulis, Kamis (12/3/2020).
Menurut Jokowi, setiap individu dapat berkontribusi melawan virus corona dengan melakukan langkah pencegahan sesuai yang dianjurkan WHO.
Langkah pencegahan tersebut di antaranya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, mempertahankan jarak sosial, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, penggunaan masker bagi yang sakit, dan mencari perawatan medis jika mengalami demam, batuk, serta sesak nafas.
Baca: Profil Lengkap Nadine Dorries Menteri Kesehatan Inggris yang Terjangkit Virus Corona
Jokowi pun menekankan, musuh terbesar masyarakat saat ini adalah rasa cemas, panik, ketakutan, serta berkembangnya berita-berita hoaks dan rumor.
"Untuk melawannya publik harus yakin dengan fakta dan informasi dari dokter dan pihak kompeten, sembari menguatkan solidaritas bersama dan gotong royong," lanjut Jokowi, seperti yang disampaikan Fadjroel.
Ia mengatakan, seluruh masyarakat Indonesia adalah pahlawan kemanusiaan melawan Covid-19.
"Gotong royong adalah modal sosial bangsa Indonesia agar mampu mengalahkan Covid-19 bersama-sama," ujar Fadjroel.
Hingga Rabu (11/3/2020) sore kemarin, sudah ada 34 kasus positif Corona yang diumumkan pemerintah RI.
Empat orang sudah dinyatakan sembuh, sementara satu orang meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (Kompas.com/Kontributor Singapura, Ericssen/Ihsanuddin)