TRIBUNNEWS.COM- Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan bersiap angkat kaki dari daerah-daerah di Lebanon selatan yang didudukinya.
Mundurnya IDF dari Lebanon merupakan konsekuensi dari perjanjian gencatan senjata Israel-Hizbullah.
Media Israel, Maariv, menyebut IDF kini sedang berpacu melawan waktu dalam operasinya di Lebanon sebelum angkat kaki.
Dalam beberapa hari terakhir, Divisi Ke-91 dan ke-146 Israel berupaya menemukan infrastruktur Hizbullah di sana.
Sejauh ini, IDF sudah mundur dari Kota Naqoura di Lebanon barat daya. IDF juga sudah menarik diri dari Kota Khayam. Posisi IDF di kedua kota itu digantikan oleh tentara Lebanon
Kedua divisi Israel itu berupaya memastikan tidak ada senjata Hizbullah yang ketinggalan di bangunan-bangunan di sana.
"Di dalam hampir setiap bangunan kami mendapati senjata dan bom yang digunakan oleh Hizbullah," kata IDF.
"Itulah mengapa penting bagi kami untuk kembali mencari lagi. Benar bahwa jumlah yang kami temukan menurun, tetapi kami akan memanfaatkan situasi ini untuk membersihkan area yang ditinggalkan Hizbullah."
Senin malam, IDF menyerang sejumah target di Lebanon yang diklaim terkait Hizbullah. IDF mengklaim serangan itu dilakukan di bawah perintah kecabangan intelijen.
IDF berdalih serangan dilakukan setelah Israel diperingatkan tentang adanya ancaman pelanggaran mekanisme penerapan kesepahaman antara Israel dan Lebanon yang tidak ditangani.
Gencatan senjata Israel-Hizbullah
Baca juga: Brigade Hiram Israel Obok-obok Lebanon Selatan, Senjata Hizbullah Mau Dilucuti Tentara Lebanon
Israel dan Hizbullah telah menyepakati gencatan senjata selama 60 hari yang berlaku sejak tanggal 27 November 2024.
Pejuang Hizbullah diharuskan mundur 40 km dari perbatasan Israel-Lebanon, sedangkan pasukan Israel harus mundur dari wilayah Lebanon.
Dalam perjanjian itu, disepakati per 26 Januari nanti, satu-satunya kelompok bersenjata yang boleh berada di selatan Sungai Litani adalah tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB.
Israel dan Hizbullah sudah berulang kali menuduh satu sama lain telah melanggar perjanjian gencatan senjata.