News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Tak Bisa Hindari Jabat Tangan, Donald Trump Jalani Tes Corona

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dikelilingi oleh anggota Satuan Tugas Virus Corona Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump berbicara pada konferensi pers tentang virus corona atau COVID-19, di Rose Garden Gedung Putih di Washington, DC, 13 Maret 2020. Trump menyatakan virus corona sebagai darurat nasional.

"Ini menjadi kebiasaan. Orang-orang berjalan ke arah saya, mereka berjabat tangan, ini adalah reflek alami," Trump mengaku dilansir Guardian.

"Berjabat tangan bukanlah hal yang bisa dilakukan saat ini, aku sedikit setuju," ujarnya.

Trump melakukan tes corona itu pada Jumat (13/3/2020) malam waktu AS.

Dalam dua hari ke depan dia akan mendapatkan hasilnya.

Trump Perketat Batasan Perjalanan dan Berikan Insentif

Pada konferensi persnya yang terakhir, Trum

p menegaskan sudah memperpanjang larangan perjalanan ke 26 negara Eropa.

Wakil Presiden AS, Mike Pence mengumumkan akan menangguhkan semua pelancong asal Inggis dan Irlandia mulai Senin.

Trump juga menganjurkan warga AS untuk mengurangi perjalanan domestik.

Terkait kebijakan insentif, Trump menyambut baik undang-undang baru yang disahkan DPR AS.

Peraturan baru ini terkait dengan dana terhadap cuti sakit, asuransi pengangguran, pengujian corona gratis, dan langkah lain yang dilakukan AS untuk menanggulangi Covid-19.

Baca: Presiden Brasil Negatif Virus Corona, Apa Kabar Donald Trump?

Baca: Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan Jalani Tes Corona

"Ini akan memberi dukungan kuat bagi keluarga dan warga negara Amerika dalam mengatasi virus corona," ujar Trump.

Sampai berita ini diturunkan, Amerika Serikat sudah mengantongi 2.499 kasus Covid-19.

Korban meninggal mencapai 55 orang, sementara tingkat kematiannya sendiri adalah 2,2 persen.

Amerika adalah salah satu negara dengan perkembangan kasus yang cukup cepat.

Kini negara Paman Sam sudah berada di posisi ke 8 kasus terbesar di dunia.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini