TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pemerintah Inggris akan membayar upah jutaan pekerja di Inggris di tengah wabah virus corona.
Di dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, Kanselir Rishi Sunak mengatakan negara akan membayar hibah yang mencakup sampai 80 persen dari gaji pekerja.
Hal itu dilakukan jika perusahaan menahan para pekerja dari daftar gaji mereka. Pemerintah Inggris melakukan itu karena tidak ingin warganya kehilangan pekerjaan di saat perekonomian hancur.
Pembayaran luar biasa ini berkisar 2.500 euro per bulan atau setara dengan Rp 43 juta, tepat di atas pendapatan rata-rata.
Baca: Imbas Virus Corona, Lebih dari 300 Ribu Karyawan di DKI Jakarta Bekerja dari Rumah
Rencana ini hadir sesudah pemerintah Inggris mengumumkan paket bailout bisnis senilai 350 miliar euro atau setara dengan Rp 6 kuadriliun.
Bailout adalah upaya pemerintah untuk membantu perusahaan mengatasi penguncian sebagian besar ekonomi saat penyakit Covid-19 menyebar.
Baca juga: 5 Strategi Ini Dipakai Banyak Negara untuk Kendalikan Wabah Virus Corona
Kanselir menggambarkan rencananya yang telah diperbarui sebagai salah satu yang paling komprehensif di dunia dan belum pernah terjadi di dalam sejarah Inggris.
Para ekonom kota mengatakan rencana baru itu akan menelan biaya tambahan sebanyak 78 miliar euro atau setara dengan Rp 1.351 triliun.
Sunak berkata, "Kami memulai upaya nasional yang besar untuk melindungi pekerjaan. Kami ingin melihat ke belakang pada saat ini dan mengingat bagaimana dalam menghadapi momen yang menentukan generasi, kami melakukan upaya nasional bersama dan kami berdiri bersama. Itu ada pada diri kami semua."
Kanselir mengatakan komitmennya adalah langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia juga mengimbau masyarakat untuk saling mendukung.
Sunak juga menjelaskan bahwa kini adalah waktu yang akan mengadili kemampuan untuk berbelas kasih.
Kemampuan itu menurutnya tidak hanya tergantung pada apa yang dilakukan pemerintah atau bisnis tetapi tindakan kebaikan individu yang ditunjukkan satu sama lain.
Baca juga: Lamar Pacar di Tengah Lockdown Virus Corona, Pria di Spanyol Dihukum
Dia menjelaskan juga tidak akan ada batasan dana yang tersedia untuk membayar upah orang.
Pembayaran akan ditangguhkan kembali ke awal Maret, akan berjalan dalam beberapa pekan. Awalnya akan dibuka selama tiga bulan, dan dapat diperpanjang jika memang diperlukan.
Sunak juga memberi arahan kepada para pengusaha, "Pemerintah melakukan yang terbaik untuk mendukung Anda. Dan saya meminta Anda untuk melakukan yang terbaik dan mendukung pekerja kami."
Pemerintah juga menunda jadwal pembayaran PPN bagi perusahaan sampai pada kuartal berikutnya.
Tindakan ini setara dengan menyuntikkan dana sebanyak 30 miliar euro atau setara Rp 519 triliun ke dalam ekonomi dan dirancang untuk membantu perusahaan tetap bertahan.
Pada konferensi pers harian berita virus corona, Sunak berbincang dengan Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris.
Penutupan sekolah, bar dan restoran di Inggris memiliki dampak drastis bagi perekonomian. Johnson mengatakan, paket bantuan hadir untuk sementara dan bagian dari tujuan bersama rakyat Inggris dan pemerintah dalam mengalahkan virus corona.
Boris Johnson mengatakan, "Kami akan melakukan segala upaya untuk membantu. Mendukung Anda secara langsung dengan cara yang belum pernah dilakukan pemerintah sebelumnya.
Dan sebagai tambahan, kami juga menyiapkan paket bantuan untuk bisnis."
Pemerintah Inggris telah mendapat tekanan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir untuk melakukan lebih banyak bantuan pada rakyat biasa dan pada perusahaan ketika krisis memburuk.
Negara-negara lain telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung pekerja ketika pandemi global semakin intensif, termasuk di AS.
Gedung Putih sedang mencari upaya utnuk melakukan pembayaran tunai langsung kepada warga Amerika, dan Denmark, di mana negara akan membayar 75 persen dari upah pekerja.
Baca juga: 15 WNI Terpapar Corona di Singapura: 1 Sembuh, 1 Meninggal, 13 Dirawat
Pekerja Perancis yang diberhentikan sementara oleh majikan mereka karena krisis virus corona berhak untuk mengklaim "tunjangan pengangguran parsial" sama dengan 84 persen dari upah mereka, dan majikan berkewajiban menjaga pekerjaan mereka tetap terbuka untuk mereka.
Sunak tidak memberikan perkiraan untuk biaya pemerintah membayar upah pekerja, karena harga akan tergantung pada sejauh mana perusahaan mengambil tawaran itu.
Ada sekitar 33 juta pekerja di angkatan kerja Inggris, dengan hanya lebih dari 10 di antara mereka adalah wiraswasta.
Sementara pengangguran saat ini merupakan yang terendah sejak pertengahan 1970-an, diperkirakan akan meningkat secara dramatis.
Konsultan ekonomi kapital mengatakan bahwa langkah-langkah terbaru dapat menelan biaya sekitar 78 miliar euro atau setara Rp 1.351 triliun dan menghemat ratusan ribu pekerjaan.
Tanpa subsidi upah, pengangguran bisa naik dua kali lipat menjadi 8 persen dengan lebih dari 1,5 juta orang kehilangan pekerjaan.
Sebaliknya, tingkat pengangguran sekarang diperkirakan akan naik menjadi 6 persen dengan sekitar 700 ribu orang kehilangan pekerjaan mereka.
Kanselir juga mengumumkan langkah-langkah untuk memperkuat keamanan jaringan unutk orang-orang yang kehilangan pekerjaan dengan meningkatkan nilai kredit universal dan kredit pajak sebesar seribu euro per tahun atau setara dengan Rp 17 juta.
Upaya itu mampu membantu lebih dari empat juta rumah tangga rentan di seluruh Inggris dalam sebuah paket senilai tujuh miliar euro atau setara dengan Rp 121 triliun.
Dia juga mengalokasikan 1 miliar euro atau setara dengan Rp 17 triliun sebagai dukungan ekstra untuk penyewa.
Dan meningkatkan manfaat perumahan dan kredit universal sehingga tunjangan perumahan lokal akan mencakup setidaknya 30 persen dari sewa pasar di daerah setempat.
Pemerintah Inggris juga telah dipaksa untuk merevisi pendekatannya dalam menanggulangi wabah Covid-19 setiap hari karena meningkatnya keparahan pandemi kesehatan dan kerusakan pada perekonomian.
Seorang ekonom di Deutsche Bank memperkirakan ekonomi Inggris akan mengalami resesi terburuk selama seabad.
Yakni melampaui krisis keuangan pada 2008, dengan jutaan pekerja kehilangan pekerjaan dan tingkat pengangguran berlipat ganda.
Sunak awalnya telah mengalokasikan 12 miliar euro atau setara dengan Rp 207 triliun dalam anggaran minggu lalu untuk melunakkan dampak pandemi kesehatan Covid-19.
Meski begitu, kanselir dengan cepat dipaksa untuk kembali dengan langkah-langkah baru. Dia juga berjanji untuk melakukan "apa pun" untuk melihat Inggris melampaui krisis.