News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Faktor-faktor di Balik Bencana Corona di Italia

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis

TRIBUNNEWS.COM - Banyak orang bertanya-tanya mengapa negara Mediteriania menjadi pusat pandemi virus corona.

Melansir Channel News Asia, para ahli menyampaikan berbagai alasan.

Mulai dari faktor usia di Italia, hingga sistem perawayan kesehatan, serta beberapa faktor lain.

Tidak satu pun dari jawaban yang dilontarkan para ahli menjelaskan mengapa negara berpenduduk 60 juta ini menyumbang 4.825 kematian per Minggu (22/3/2020) pukul 12.37 WIB.

Negara lain mulai tertarik memeriksa faktor yang membuat Italia menjadi pusat penyebaran virus corona.

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis (ANDREAS SOLARO / AFP)

Tentunya, banyak negara ingin mengatasi wabah ini melalui berbagai langkah pecegahan untuk menghindari menjadi 'Italia' selanjutnya.

Berikut ini Tribunnews rangkum beberapa faktor mengapa Italia menjadi pusat penyebaran covid-19:

Bangsa Tua

Satu di antara faktor pertama, hampir semua orang melihat usia rata-rata orang Italia.

Angka yang dirilis pada Jumat (20/3/2020) menunjukkan usia di Italia yang mengidap covid-19 rata-rata 78,5.

Hampir 99 persen dari mereka menderita setidaknya satu kondisi atau penyakit yang sudah ada sebelumnya.

Untuk diketahui, tingkat kematian Italia di antara yang terinfeksi virus relatif tinggi, yakni 8,6 persen.

"Kematian covid-19 memukul keras kelompok usia lebih tua," kata Profesor Universitas Oxford Jennifer Dowd di Twitter.

"Negara-negara dengan populasi yang lebih tua perlu mengambil langkah-langkah perlindungan yang lebih agresif untuk tetap di bawah ambang batas kasus kritis yang melampaui kapasitas sistem kesehatan," kata Dowd.

Namun usia bukan satu-satunya faktor penyebaran virus corona meluas di Italia.

Cuplikan Kondisi Rumah Sakit Italia, Pasien Covid-19 Mengenakan Helm Gelembung (Sky News Youtube)

Nasib Buruk

Beberapa ilmuwan berpikir, meluasnya covid-19 bisa terjadi hampir di negara lain setelah China.

"Saya berpikir pertanyaan 'Kenapa Italia?', adalah pertanyaan paling penting dan memiliki jawaban sederhana," kata Yascha Mounk dari Johns Hopkins University kepada CBC Kanada.

"Tidak ada alasan sama sekali," tambahnya.

"Satu-satunya yang membuat Italia berbeda adalah, pasangan pertama dari kasus tiba di Italia sekitar 10 hari sebelum mereka ke Jerman, Amerika Serikat, atau Kanada, ungkapnya.

"Jika negara-negara lain tidak bereaksi dengan cara benar, mereka akan menjadi Italia," tambahnya.

Baca: Andrea Dian Positif Corona Covid-19, Sempat Didiagnosis DBD: Jangan Anggap Remeh, Virus Ini Nyata !

Baca: Wisma Atlet Kemayoran Mulai Tampung Pasien Corona Senin Besok

Kerja Sama

Realita suram yang dipelajari dari Italia utara adalah penyakit mulai menyebar lebih cepat begitu sistem layanan kesehatan mencapai titik jenuhnya.

Dokter harus mulai membuat keputusan hidup dan mati tentang siapa yang mereka bantu pertama.

Alasannya, mereka kehabiskan peralatan seperti respirator dan bahkan tempat tidur.

"Kadang-kadang, harus mempertimbangkan peluang keberhasilan terhadap kondisi pasien," ungkap Kepala Unit Darurat Rumah Sakit Brescia Paolo Terragnoli kepada AFP.

"Kami mencoba melakukan yang terbaik untuk semua orang, sambil melakukan sesuatu yang ekstra untuk mereka yang memiliki peluang lebih baik," tambahnya.

Lebih jauh, satu di antara ketakutan pemerintah Italia adalah, virus corona menyebar ke selatan.

Wilayah yang lebih miskin dan kurang memiliki fasilitas kesehatan.

Screening dan Counting

Dunia tiba-tiba menyadari tidak memiliki cukup alat tes untuk menyaring COVID-19.

Negara seperti Italia menangani masalah ini dengan hanya menguji mereka yang sudah menunjukkan gejala seperti demam dan batuk kering.

Sebelumnya, Korea Selatan memiliki kit dan sarana untuk melakukan lebih dari 10.000 tes dalam satu hari.

Kemudian, Jerman mengikuti model yang sama dan angka kematiannya mulai turun begitu infeksi COVID-19 yang ringan mulai dihitung.

Ini sebagian menjelaskan mengapa tingkat kematian Italia sangat tinggi dan mengapa COVID-19 terkandung lebih cepat di beberapa negara lain.

Baca: Apresiasi Tenaga Medis Tangani Corona, Perempuan Golkar Beri Bantuan ke Warga dan 6 RS di DKI

Baca: Partai Golkar Instruksikan Kadernya Jaga Stabilitas Keamanan di Tengah Pandemi Corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini