TRIBUNNEWS.COM - Aktivis remaja untuk perubahan iklim, Greta Thunberg (17) mengungkapkan sedang menjalani karantina mandiri setelah menunjukkan gejala virus corona.
Greta Thunberg baru kembali dari berkeliling Eropa tengah, mengunjungi Burssels dan Hamburg untuk memimpin acara mogok sekolah.
Melalui unggahan di sosial medianya, Greta Thunberg mendesak orang-orang, khususnya anak muda untuk bersikap tegas terkait ancaman virus corona.
Dilansir Telegraph, per 24 Maret 2020, Greta Thunberg belum mejalani tes untuk virus corona.
Hal ini karena negara asalnya, Swedia tidak menguji virus corona di luar rumah sakit.
Baca: Dua Perempuan Aktivis Greta Thunberg dan Malala Yousafzai Bertemu Pertama Kali di Inggris
Baca: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan Akan Bahas Masalah Migran dengan Uni Eropa di Brussels
Namun, Greta Thunberg mengatakan, ia sangat mungkin telah mengindap virus corona.
Dalam unggahan Instagram, Greta Thunberg menulis, "Dua minggu terakhir saya tetap di dalam (rumah)," katanya.
"Ketika saya kembali dari perjalanan saya di Eropa tengah, saya mengarantima diri saya sendiri karena jumlah kasus Covid-19 mirip dengan Italia pada awalnya," tambah Greta Thunberg.
"Sekira 10 hari lalu, saya mulai merasakan beberapa gejala, persis dengan yang ayah saya alami," terang Greta Thunberg.
Baca: Kena Batunya, Selebgram Ini Positif Covid-19 Setelah Jilat Korslet Demi Tantangan TikTok
Baca: Kata Airin Soal Fotonya Duduk Diapit 2 Kepala Daerah Positif Corona Viral, Hasil Tesnya Negatif
Merasa Lelah dan Batuk
Dari pemaparan Greta Thunberg, diketahui sang ayah menemani perjalanannya ke Brussels, Eropa tengah.
"Saya merasa lelah, menggigil, sakit tenggorokan, dan batuk," tutur Greta Thunberg.
"Ayah saya mengalami gejala yang sama, tetapi jauh lebih intens disertai demam," tambah Greta Thunberg.
"Di Swedia, tidak dapat menguji diri sendiri untuk Covid-19, kecuali membutuhkan keadaan darurat atau perawatan medis," terang Greta Thunberg.