TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu orang yang ikut terkunci di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China kini bersiap untuk meninggalkan kota itu.
Mereka akan kembali bekerja di berbagai kota bagian lain di negara China.
Hal itu dilakukan setelah 'lockdown' di Kota Wuhan dicabut pada Rabu (8/4/2020) waktu setempat.
Lockdown dicabut setelah dua minggu tak ada penambahan kasus di seluruh Provinsi Hubei, yang memiliki populasi 60 juta jiwa.
Masyarakat dapat meninggalkan kota jika mereka diberi surat bebas kesehatan, bebas layanan transportasi kota, termasuk taksi yang sudah diizinkan untuk beroperasi.
Masyarakat pun masih perlu membawa kode QR atau dokumen yang menunjukkan, mereka dalam keadaan sehat, sebelum diizinkan untuk meninggalkan rumah dan menggunakan transportasi umum atau memasuki toko.
Baca: Warga Wuhan Rayakan Kebebasannya Setelah 76 Hari Lockdown
Tang Zhiyong, penduduk asli Wuhan sekaligus wakil presiden perusahaan mebel Red Star Macalline mengatakan akan menuju Shanghai, tempat perusahaan itu berpusat, pada hari Rabu ini.
"Sebagai manajer bisnis, saya biasanya perlu lebih banyak istirahat, tetapi saya merasa perlu bekerja sekarang," kata Tang, mengutip dari SCMP.
"Saya sudah terjebak di Wuhan selama lebih dari dua bulan," tambahnya.
Tang mengaku tetap digaji ketika terjebak di Kota Wuhan.
Sebelumnya pemerintah mengumumkan akan membantu perusahaan membayar gaji staf selama lockdown.
Bulan lalu, Dewan Negara pun memberikan arahan melindungi pekerja dengan berjanji akan memotong biaya atau menyubsidi bisnis.
Baca: Cerita Dokter di Wuhan Saat Melawan Pandemi Global Covid-19, Kerap Menangis karena Menolak Pasien
Selama dua minggu terakhir, sebagian besar toko kelontong dan supermarket di Wuhan telah dibuka kembali.
Adapun lalu lintas di dalam kota juga mulai beroperasi.