Polisi setempat mengatakan, pada Selasa (7/4/2020), tingkat lalu lintas di kota 11 juta penduduk itu telah mencapai sekitar setengah dari tingkat pada Desember, sebelum wabah virus corona itu terdeteksi.
Sebanyak 75 pos pemeriksaan yang didirikan di pinggiran kota juga akan disingkirkan.
Kota Wuhan di-lockdown sebelum Tahun Baru Imlek di mana saat itu ada puluhan juta orang melakukan mudik.
Perusahaan Kereta Api milik pemerintah memprediksi 55.000 penumpang akan meninggalkan Wuhan pada Rabu ini.
Sekitar 40 persen dari mereka menuju Delta Sungai Mutiara di Guangdong, katanya.
Seorang pria bermarga Zhang mengatakan akan kembali ke Beijing untuk kembali bekerja di sebuah perusahaan IT.
"Komunitas tempat tinggal saya telah melakukan estimasi kasar tentang berapa banyak orang yang akan pergi ke Beijing, dan mengatur tes Covid-19 untuk kami."
"Tes saya negatif," ujarnya.
Sementara itu, bagi warga lain, penguncian belum berakhir.
Xiao Fei, seorang mahasiswa PhD yang tinggal di dalam Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, masih tidak diizinkan meninggalkan kampus.
"Saya kira akan ada waktu yang sangat lama sebelum kehidupan dapat kembali normal," kata Xiao.
"Orang-orang di Wuhan bisa meninggalkan provinsi besok, tapi saya kira orang-orang di provinsi lain akan takut pada mereka."
"Saya pikir akan melihat diskriminasi yang berkepanjangan," tambahnya.
Kota Wuhan masih menghadapi tugas yang sulit dan rumit untuk mengidentifikasi pasien tanpa gejala.