TRIBUNNEWS.COM - Pemilik raksasa Microsoft, Bill Gates mengecam keputusan Presiden AS, Donald Trump menghentikan pendanaan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mengutip Sky News, pada cuitannya, Gates angkat bicara terkait ancaman Trump ini.
"Menunda pendanaan ke WHO selama krisis kesehatan dunia ini berbahaya sama seperti kedengarannya."
"Pekerjaan mereka memperlambat penyebaran COVID-19 dan jika pekerjaan itu dihentikan tidak ada organisasi lain yang bisa menggantikan mereka."
"Dunia membutuhkan @WHO sekarang lebih dari sebelumnya."
Diketahui Bill Gates memiliki organisasi nirlaba yakni Gates Foundation dan merupakan salah satu pendonor dana sukarela terbesar di WHO.
Sebelumnya, Trump mengambil keputusan ekstrim ini karena menilai badan kesehatan itu telah gagal bertanggung jawab atas penanganan pandemi Covid-19.
Presiden AS itu menyalahkan WHO karena mempromosikan disinformasi China tentang virus tersebut.
Virus ini dia anggap harusnya bisa tertahan di pusatnya, China, bila WHO lebih cekatan dalam menyelidiki awal pandemi ini di sana.
Namun Trump menambahkan bahwa AS akan terus terlibat dengan organisasi untuk mengejar apa yang dia sebut sebagai reformasi yang berarti.
"Saya mengarahkan pemerintahan saya untuk menghentikan pendanaan sementara dan meninjau peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah urus dan menutupi penyebaran virus corona," kata Trump di depan awak pers pada Selasa (14/4/2020) lalu.
"Seandainya WHO melaksanakan tugasnya dengan mengirim ahli ke China untuk meneliti situasi dan menyebut kurangnya transparansi China, wabah ini bisa tetap pada sumbernya dengan kematian yang sangat sedikit," ujarnya.
Baca: Bill Gates: Wabah seperti Virus Corona Covid-19 Bisa Terjadi setiap 20 Tahun Sekali
Baca: PBB Adopsi Resolusi yang Diajukan Indonesia dan 5 Negara Lainnya Terkait Covid-19
AS adalah salah satu pendukung keuangan terbesar Organisasi Kesehatan Dunia.
Pada bulan Februari, pemerintahan Trump menyerukan agar kontribusi Amerika dikurangi dari USD 122,6 juta atau Rp 1,9 Triliun menjadi USD 57,9 juta yakni Rp 898 Miliar.