TRIBUNNEWS.COM - Bersama serangkaian cuitan provokatifnya Jumat (17/4/2020) lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung gerakan protes warga terkait lockdown.
Diketahui sebelumnya, ramai di AS para warga dari seluruh negeri berdemo meminta agar penguncian dicabut kembali.
Trump memulai dukungannya itu dengan kata 'Liberate Minnesota', sebagaimana diberitakan Al Jazeera.
Baca: Sempat Direvisi, Trump Sebut Angka Kematian China Jauh Lebih Tinggi
Baca: Indonesia Dukung WHO yang Sedang Bersitegang dengan Presiden Trump
Presiden ini juga mendukung penuh aksi demo yang terjadi di Michigan dan Virginia itu.
Ketiga negara bagian itu dipimpin oleh gubernur dari Partai Demokrat.
Sementara negara bagian Michigan sangat berpengaruh dalam pemungutan suara pilpres November mendatang.
Membahas Virginia, Trump menulis cuitan tentang amandemen keduanya.
Negara bagian ini diketahui dulunya dikuasai Republik dan kemudian berubah ke Demokrat selama pemilihan 2018.
Gubernur negara bagian itu, Ralph Northam, menandatangani undang-undang baru minggu lalu yang memperluas pemeriksaan latar belakang dan memberlakukan batasan baru pada pembelian senjata.
Cuitan ini tentu berlawanan dengan pernyataannya sehari sebelumnya, Kamis lalu yang mengatakan dia menuruti keputusan gubernur atas pembukaan lockdown.
Saat disinggung terkait hal tersebut, Trump mengaku dia memihak para gubernur.
"Saya pikir mereka mendengarkan saya," kata Trump tentang demonstran anti-lockdown.
"Mereka tampaknya adalah pengunjuk rasa yang menyukai saya dan menghormati pendapat ini. Dan pendapat saya sama dengan semua gubernur," lanjutnya.
Menanggapi cuitan Trump itu, Gubernur Washington Jay Inslee, pihak Demokrat, menuduh presiden mendorong tindakan ilegal dan berbahaya.
"Dia menempatkan jutaan orang dalam bahaya tertular Covid-19. Kata-kata kasar dan seruannya untuk orang-orang untuk membebaskan negara-negara juga bisa mengarah pada kekerasan."
Kami pernah melihatnya sebelumnya," tulis Inslee pada Twitternya.
"Presiden sedang mengobarkan pemberontakan domestik dan menyebarkan kebohongan meskipun pemerintahannya sendiri mengatakan virus itu nyata, itu mematikan dan kami masih harus menempuh jalan panjang sebelum pembatasan dapat dicabut," tambahnya.
Akhir-akhir ini, beberapa pejabat Partai Republik mulai berseteru terkait kelanjutan lockdown.
Mereka beralasan bahwa kerusakan ekonomi dan pekerjaan akan lebih beresiko tinggi pada warga AS lebih dari krisis kesehatan itu sendiri.
Di Minnesota, pengunjuk rasa berencana untuk berkumpul di depan rumah gubernur pada Jumat lalu.
Mereka memprotes perintah tinggal di rumah yang berlaku sejak 25 Maret silam dan menutup bisnis tidak penting sejak 16 Maret.
"Warga Minnesota sekarang adalah waktu untuk menuntut Gubernur (Tim) Walz dan legislator negara kita mengakhiri kunci ini!"
Ribuan nyawa dihancurkan sekarang. Ini bukan tempat gubernur untuk membatasi pergerakan bebas warga Minnesota!" bunyi postingan protes kelompok warga Minnesota.
Baca: Dukung Trump, Partai Republik AS Serukan Dirjen WHO Mundur
Baca: Ivanka Trump Pergi ke New Jersey saat Pandemi Covid-19, Gedung Putih Beri Pembelaan
Kemudian pada Jumat lalu, penduduk negara bagian New Jersey berparade mobil di depan Kantor Gubernur Phil Murphy di ibukota negara bagian, Trenton.
Mereka meneriakkan bahwa tidak lagi takut dengan keadaan yang ada dan menagih hak untuk bekerja kembali.
Protes serupa telah muncul di negara-negara di seluruh negeri termasuk Michigan, Ohio, Kentucky, Utah, dan North Carolina.
Bercampur di antara bendera AS dan tulisan protes ada simbol politik yang mendukung kampanye pemilihan ulang Trump dan Wakil Presiden Mike Pence.
Para pengunjuk rasa di Kentucky meneriakkan pesan untuk membuka kembali negara bagian ini, di ibukota Kentucky Frankfort.
Gubernur setempat, Andy Beshear juga anggota Partai Demokrat.
Di Utah, yang dipimpin oleh Gubernur Partai Republik Gary Herbert, para pengunjuk rasa menyebut upaya negara itu untuk menahan pandemi cirus corona tidak konstitusional.
"Pemerintah di semua tingkatan telah melampaui kewenangannya dalam permintaan mereka untuk melindungi orang Amerika dari virus," kata Mary Burkett, seorang kandidat Partai Republik.
"Warga negara Amerika sangat mampu memutuskan bagaimana cara terbaik melindungi diri mereka sendiri," sambungnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)