TRIBUNNEWS.COM - Keyakinan bahwa metanol dapat menyembuhkan virus Corona telah menyebabkan malapetaka bagi warga Iran.
Menurut seorang pejabat Iran, lebih dari 700 orang terbunuh akibat keracunan metanol.
Otoritas koroner nasional mengatakan, keracunan alkohol telah membunuh 728 orang Iran antara 20 Februari dan 7 April 2020.
Di sisi lain, juru bicara kementerian kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, mengungkapkan bahwa 525 orang telah meninggal karena menelan alkohol metanol sejak 20 Februari 2020, Senin (27/4/2020).
Baca: Alkohol Swab Diborong untuk Bersihkan Ponsel dari Virus Corona, Dokter: Berbahaya Sekali
Baca: Presiden Donald Trump Sarankan Penyuntikan Disinfektan ke Tubuh Pasien untuk Obati Virus Corona
Dilansir Time, Jahanpour mengatakan, total 5.011 orang telah keracunan alkohol metanol di Iran.
Jika melihat keterangan dari otoritas koroner nasional dan Jahanpour, terdapat perbedaan angka kematian.
Angka kematian yang disebut otoritas koroner lebih tinggi dibandingkan yang sejauh ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan Iran.
Seorang penasihat kementerian, Hossein Hassanian mengatakan, perbedaan dalam jumlah kematian dikarenakan beberapa korban keracunan alkohol meninggal di luar rumah sakit.
"Sekitar 200 orang meninggal di luar rumah sakit," kata Hassanian kepada Associated Press, dilansir Time.
Menurut laporan pemerintah yang dirilis awal April, keracunan alkohol telah meroket sepuluh kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Tahun lalu, hanya ada 66 kematian akibat keracunan alkohol.
Virus Corona menjadi alasan penggunaan alkohol yang diyakini dapat menyembuhkan Covid-19.
Bahaya Metanol Beracun
Jahanpour mengungkapkan, sekitar 90 orang kehilangan penglihatan atau menderita kerusakan mata akibat keracunan alkohol.