Bunga anggrek jenis Dendrobium ini, yang menjadi salah satu bunga paling terkenal di Korea Utara.
Kimilsungia adalah simbol ikatan persahabatan antara Indonesia dan DPRK.
Baca: 2 Pernyataan Membingungkan Donald Trump Perihal Kesehatan Kim Jong Un
"Karena itulah negara kami tidak akan pernah melupakan Indonesia," ujar Ri, yang negaranya pada bulan April setiap tahunnya, sejak tahuh 1999, merayakan Festival Kimilsungia.
Festival tersebut, untuk memeringati ulang tahun Kim Il Sung dan menghormati hubungan dengan Indonesia.
Stars Of Soekarno
Di tahun 2001, bersamaan dengan peringatan hari lahir Bung Karno yang ke-100, Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) yang didirikan Rachmawati Soekarnoputri menyerahkan Star of Soekarno kepada sejumlah tokoh dunia, di antaranya Kim Il Sung sang pendiri Korea Utara.
Tokoh dunia lain yang menerima Star of Soekarno di tahun 2001 itu adalah Ho Chi Min dari Vietnam, Jawaharlal Nehru (India), Sun Yat Sen (China Taipei), Norodom Sihanouk (Kamboja), George Washington (Amerika Serikat), Josep Broz Tito (Yugoslavia), Ahmed Ben Bella (Aljazair), Charles De Gaulle (Prancis), Yaser Arafat (Palestina), Nelson Mandela (Afrika Selatan), Saddam Hussein (Irak), dan Ki Hajar Dewantara (Indonesia).
Di tahun 2015, YPS kembali menyerahkan Star of Soekarno. Kali ini hanya kepada empat tokoh dunia. Mereka adalah Mahathir Mohamad (Malaysia), Hugo Chavez (Venezuela), Fidel Castro (Kuba), dan Kim Jong Un (Korea Utara).
Waktu kami memutuskan menyerahkan Star of Soekarno kepada Kim Jong Un banyak yang mencemooh kami.”
“Saya dihujat banyak orang, disebut sudah hilang akal karena menyerahkan penghargaan yang menggunakan nama proklamator kemerdekaan Indonesia untuk seorang diktator seperti Kim Jong Un," cerita Rachmawati dalam keterangan pers yang dikirim Humas UBK, Senin (18/6).
Menurut Rachma, dirinya tidak mundur karena dia yakin hujatan seperti itu hanya datang dari kalangan yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh mengetahui apa yang sedang terjadi di Semenanjung Korea.
Pada tahun 2000 Rachma mengunjungi Pyongyang, ibukota Korea Utara, dan selanjutnya mendirikan dan memimpin Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara.
"Mereka yang menghujat hanya mendapatkan informasi sepihak dari media Barat yang sarat kepentingan Barat, tanpa memiliki pengalaman berinteraksi dengan publik Korea Utara dan pemimpin-pemimpin Korea Utara," sambung Rachma lagi.
Rachma jalan terus. Dia dan PPIK terus menjalin hubungan baik dengan pihak Korea hingga kini. Bulan April lalu, bersama budayawan Jaya Suprana, Rachma mengundang pianis muda Korea Utara untuk tampil dalam konser perdamaian di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).