News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Buruh

Hari Buruh Internasional, May Day Berawal dari Perayaan Tradisional Orang Romawi dan Eropa

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Massa buruh mengakhiri aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day 2018 dengan membakar api flare di Jakarta, Selasa (1/5/2018). Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah untuk menurunkan harga beras, listrik, BBM, membangun ketahanan pangan dan ketahanan energi, menolak upah murah, mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item Kebutuhan Hidup Layak (KHL) serta menolak tenaga kerja asing. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Namun sebenarnya May Day kemungkinan sudah ada sejak zaman Romawi ribuan tahun yang lalu.

May Day mungkin berakar pada perayaan Romawi dan muncul dari Festival Floralia.

Festival Floralia ini dirayakan untuk kesuburan alam yang berlangsung sekitar awal Mei dan didedikasikan untuk Dewi Flora.

Namun diyakini juga bahwa May Day berakar dari Celtic Festival Beltane.

Sebuah hari festival untuk menandai awal musim panas dan dianggap sebagai waktu terbaik untuk membawa hewan ke padang rumput.

Baca: Sempat Dilarang tapi Sekarang Jadi Hari Libur Nasional, Ini Sejarah Hari Buruh di Indonesia

Baca: Sejarah Hari Buruh Sedunia dan di Indonesia, Diperingati Setiap Tanggal 1 Mei, Berikut Peristiwanya

Yang Mulia Bede (673 M - 735 M), salah satu cendekiawan terbesar dari periode Anglo-Saxon mencatat bahwa Mei adalah waktu dimana sapi diperah tiga kali sehari dan dibawa ke padang rumput.

Pada perayaan secara seremonial, transisi musiman ini ditandai dengan api yang melambangkan kematian musim dingin dan kelahiran kehidupan baru (atau transisi musim dingin ke musim semi dan ke musim panas).

Cara Perayaan May Day secara Tradisional

Sama seperti festival Romawi Floralia, May Day dirayakan dengan flora terutama bunga dan tumbuh-tumbuhan lainnya.

Puisi John Lydgate pada abad ke-15, Mumming di Bishopwood menggambarkan Flourra yang perkasa, dewi-dewi tepung fresshe.

Sementara itu dalam The Knight's Tale, Geoffrey Chaucer menyebut woodbine dan hawthorn sebagai dekorasi acara itu.

Pada awal Mei orang biasanya mengumpulkan bunga, mekar dan ranting untuk menghiasi rumah mereka.

Lalu mereka akan bernyanyi sembari mengumpulkan karangan bunganya.

Para wanita dan gadis-gadis akan bangun pagi dan mencuci muka mereka di embun pagi bulan Mei yang segar, karena diyakini akan membuat wajah mereka berseri-seri, mengurangi noda, dan menarik pasangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini