TRIBUNNEWS.COM - Desas-desus Kim Jong Un sakit parah atau mati telah berlangsung cukup lama.
Spekulasi ini muncul setelah pemimpin konservatif itu tidak muncul selama tiga minggu, sejak 11 April 2020 kemarin.
Secara mengejutkan, media pemerintah menerbitkan foto-foto Kim Jong Un pada Sabtu (2/5/2020) yang memperlihatkan Kim Jong Un berada di depan publik.
Ketidakhadiran Kim Jong Un sangat mencolok pada perayaan hari ulang tahun Kim Il Sung pada 15 April 2020 kemarin.
Dikutip Tribunnews dari Channel News Asia, Sabtu (2/5/2020), setelah itu, spekulasi panas muncul tentang kesehatannya.
Tak hanya itu, rumor mengenai siapa yang akan menggantikan Ki Jong Un juga jadi perbincangan global.
Baca: Dirumorkan Sudah Meninggal. Kim Jong Un Malah Muncul di Publik dengan Tawa dan Senyum Ceria
Baca: Kembali Muncul, Kim Jong Un Tersenyum, Tertawa dan Merokok Setelah Sempat Dikabarkan Meninggal Dunia
Bukan Kali Pertama Menghilang dari Pandangan Publik
Namun, ini bukan kali pertama Kim Jong Un menghilang dari pandangan publik.
Pada 2014 lalu, sebelum muncul kembali dengan tongkat, Kim Jong Un menghilang selama hampir enam minggu.
Beberapa hari kemudian, agen mata-mata Korea Selatan mengatakan, Kim Jong Un telah menjalani operasi untuk mengangkat kista dari pergelangan kakinya.
Lebih jauh, berikut ini Tribunnews rangkum penjelasan mengapa kondisi kesehatan Kim Jong Un menjadi subyek banyak dugaan:
Siapa Suksesornya?
Sebagaimana diketahui, Kim Jong Un hampir satu dekade memimpin Korea Utara.
Kabar kematiannya akan membuat Pyonyang menghadapi suksesi yang tidak direncanakan untuk pertama kalinya dalam sejarah Korea Utara.
Di Korea Utara, kepemimpinan selalu menjadi urusan keluarga, yang didominasi para anggota garis keturusan Paektu.
Untuk diketahui, garis keturunan Paektu merupakan istilah untuk menyebut keturunan pendiri negara Kim Il Sung.
Lebih jauh, Kim Jong Un kabarnya memiliki tiga orang anak.
Ketiga anak Kim Jong Un dikenal masih sangat muda.
Sejauh ini, yang dunia sadari ialah, belum ada penerus yang ditunjuk menggantikan Kim Jong Un.
Secara terpisah, adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, yang merupakan satu di antara penasihat terdekatnya dianggap sebagai pesaing utama menggantikannya.
Tetapi, sebagaimana diketahui, Korea Utara merupakan masyarakat yang sangat patriarki.
Di Korea Utara, senioritas dan gender sama-sama berpengaruh.
Apa yang Terjadi dengan Pembicaraan Nuklir?
Secara terpisah, Kim Jong Un dikenal sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara yang otoriter.
Semua keputusan besar Korea Utara membutuhkan persetujuan Kim Jong Un.
Menghilangnya Kim Jong Un dari pandangan publik terjadi pada saat pembicaraan Pyongyang dengan Washington mengenai persenjataan nuklir Korea Utara-AS terhenti.
Apabila rumor soal kematian Kim Jong Un benar adanya, kabar tersebut akan meningkatkan ketidakpastian dalam proses persenjataan nuklir.
Skenario terburuknya, kata para analisis, hal ini akan melibatkan perebutan kekuasaan dan arus pengungsi ke China.
Kesehatan Kim Jong Un
Lebih jauh, Kim Jong Un juga mengalami obesitas.
Sebelumnya, ayah dan kakeknya diyakini meninggal karena penyakit jantung.
Terkait hal ini, Profesor dari Universitas Ewha di Seoul Leif-Eric memberikan tanggapannya kepada AFP.
Mengapa Banyak Rumor Terkait Kim Jong Un?
Korea Utara dinilai sebagai negara yang luar biasa 'buram'.
Bahkan angka pertumbuhan ekonomi diperlakukan sebagai rahasia negara.
Pengamat dan bahkan diplomat di Pyongyang sangat bergantung pada kontrol ketat media pemerintah terkait apa yang sedang terjadi.
Kurangnya informasi menciptakan ruang yang cukup untuk spekulasi berkembang tanpa terkendali.
Sebelumnya, desas-desus kondisi kesehatan Kim Jong Un menjadi sorotan setelah Daily NK, media yang berbasis di Korea Selatan melaporkan pemimpin konservatif itu menjalani prosedur kardiovaskular.
Kim Jong Un juga dilaporkan tengah menjalani pemulihan di sebuah villa di provinsi Pyoangyang utara.
Secara terpisah, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, CNN melaporkkan intelijen Washington tengah memantau keberadaan Kim Jong Un setelah menjalani operasi.
Sementara itu, laporan media Jepang mengatakan Kim Jong Un dalam kondisi vegetatif.
Tetapi, penasihat keamanan Presiden Korea Selatan mengatakan kepada media AS bahwa Kim Jong Un masih hidup dan sehat.
Presiden AS, Donald Trump juga meremehkan laporan kesehatan Kim Jong Un yang dikatakan memburuk dan kemungkinan meninggal.
"Insiden ini merupakan peringatan betapa rapuhnya kita pada desas-desus tidak berdasar tentang Korea Utara," ungkap mantan Analis pemerintah Korea Utara, Rachel Lee kepada AFP.
"Kami membutuhkan lebih banyak ahli yang dapat menganalisis Korea Utara," terangnya.
Lebih lanjut, analis mengatakan, mendapat penjelasan resmi untuk ketidakhadirannya tidak akan mungkin.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)