Spekulasi tentang kesehatan Kimp pun muncul dalam laporan situs yang dikelola para pembelot Korea Utara.
Sebuah sumber anonim mengatakan kepada Daily NK, Kim tengah berjuang dengan masalah kardiovaskular sejak Agustus 2019.
Namun, kondisi Kim semakin memburuk setelah kunjungan ke Gunung Paektu.
Hal ini menyebabkan rantai pemberitaan mengenai Kim Jong Un di media internasional dan hanya bersumber dari sumber tunggal.
Media-media kemudian mulai turut serta memberitakan klaim itu.
Bahkan laporan muncul, mengatakan agen-agen intelijen Korea Selatan dan AS sedang mencari kebenaran soal kondisi Kim Jong Un.
Tapi, kemudian muncil berita utama yang lebih sensasional di media AS, yang mengatakan Kim dalam kondisi kritis setelah operasi jantung.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, tampaknya menambah api pada laporan tersebut pada 29 April lalu.
Ia mengatakn para pejabat AS belum melihat Kim baru-baru ini.
Namun, pernyataan dari pemerintah Korea Selatan dan sumber-sumber intelijen di China - pada Reuters - mengatakan rumor soal Kim tidak benar.
Sebelumnya, Kim Jong Un pernah menghilang selama 40 hari pada September 2014.
Ia muncul kembali pada pertengahan Oktober dengan mengunakan tongkat.
Media pemerintah Korea Utara tidak pernah menjelaskan keberadaan Kim.
Tapi, badan intelijen Korea Selatan mengatakan Kim Jong Un mungkin menjalani operasi di pergelangan kaki kirinya karena masalah kista.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)