News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Donald Trump Pangkas Dana untuk Peneliti Covid-19 yang Bekerjasama dengan Laboratorium Wuhan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto diambil pada tanggal 29 April 2020 ini. seorang ilmuwan melihat sel-sel ginjal monyet saat melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Cells Culture Room di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, Peter Daszak harus gigit jari lantaran administrasi Presiden AS, Donald Trump menyetop aliran dana untuknya.

Alasannya sederhana, meski Daszak ilmuwan asal AS namun dia bekerja sama dengan Institut Virologi Wuhan.

Dikutip dari CBS News, pemangkasan dana ini adalah politik yang tidak dibenarkan dalam hal krisis kesehatan. 

Baca: Teheran Siap Bertukar Tahanan dengan AS, Juru Bicara Pemerintah Iran: Tanpa Prasyarat

Baca: Imigrasi AS Deportasi Warga Haiti yang Positif Corona, Populasi Haiti Bisa Tertular Lebih Luas

Seperti diketahui presiden Trump menyalahkan pemerintah China atas pandemi ini.

Bagaimanapun wabah mematikan ini pertama kali terdeteksi di kota Wuhan.

Pemerintah AS mengatakan, meski virus itu buatan manusia atau alami, itu pasti bocor keluar dari laboratorium pemerintah China.

Presiden AS Donald Trump mengunjungi pabrik Honeywell International Inc. yang memproduksi masker N95 dalam perjalanan pertamanya sejak lockdown akibat COVID-19 yang berlaku mulai 5 Mei 2020, di Phoenix, Arizona. (AFP/Brendan Smialowski)

Baik Gedung Putih dan Partai Komunis Tiongkok kurang jujur.

Maka, di China dan AS karya ilmuwan seperti Peter Daszak sedang dilemahkan oleh politik pandemi.

Peter Daszak adalah Ph.D. yang menghabiskan karier mencari virus berbahaya di alam liar, terutama kelelawar.

Bahkan pada 2003 silam, Daszak pernah mengatakan wabah yang berasal dari virus SARS.

"Yang paling mengkhawatirkan saya adalah bahwa kita akan kehilangan penyakit yang muncul berikutnya, bahwa kita tiba-tiba akan menemukan virus SARS yang bergerak dari satu bagian planet ke yang lain, memusnahkan orang-orang seperti itu. bergerak bersama," katanya.

Selama 17 tahun sejak 'ramalan' itu, Peter Daszak menjadi presiden dari EcoHealth Alliance yang berbasis di New York.

"Kami adalah organisasi penelitian nirlaba yang berfokus pada pemahaman dari mana pandemi berasal, apa risiko pandemi di masa depan dan dapatkah kita masuk di antara pandemi ini dan pandemi berikutnya dan mengganggu serta menghentikannya," jelas Daszak.

Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. (NICOLAS ASFOURI / AFP)

Di China, EcoHealth telah bekerjasama selama 15 tahun dengan Institut Virologi Wuhan.

Mereka bersama-sama telah membuat katalog ratusan virus kelelawar, penelitian yang sangat penting saat ini.

Melihat berbagai jenis pengobatan yang dicoba untuk menyembuhkan Covid-19, ilmuwan veteran ini mengaku pernah membuktikan kemanjuran Remdesivir.

"Obat terobosan, Remdesivir, yang tampaknya memiliki dampak pada COVID-19 sebenarnya diuji terhadap virus yang kami temukan di bawah dana penelitian NIH kami."

Sayangnya, pendanaan untuk lebih lanjut meneliti berbagai kemungkinan pengobatan untuk Covid-19 dipangkas NIH.

Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menyetop aliran dana ke Daszak sejak dua minggu lalu setelah disinformasi politik yang menargetkan Institut Wuhan China.

Baca: Jenazah ABK Indonesia di Kapal Ikan China Dijadwalkan Tiba dari Korea di Rumah Duka Hari Ini

Baca: Sebulan Hidup Tanpa Wabah, Wuhan Kembali Laporkan 1 Kasus Infeksi Covid-19

Pada 14 April lalu, anggota Kongres dari Partai Republik Florida, Matt Gaetz mengklaim Lembaga Wuhan di China telah melahirkan monster.

Gaetz adalah pembela presiden Trump yang kuat.

Dia sedang diselidiki oleh House Ethics Committee karena diduga mengancam saksi terhadap Trump dan dia memimpin protes untuk menunda kesaksian pemakzulan.

Di lain sisi, Trump mengaku mendengar bahwa pemerintahan Barack Obama memberi laboratorium China itu hibah senilai USD 3,7 juta senilai Rp 55 miliar dengan kurs dolar saat ini.

"Pemerintahan Obama memberi mereka hibah $ 3,7 juta? Saya sudah mendengar tentang itu. Dan kami telah menginstruksikan bahwa jika ada hibah pergi ke daerah itu kami sedang melihatnya, secara harfiah, sekitar satu jam yang lalu, dan juga di pagi hari. Kami akan mengakhiri hibah itu dengan sangat cepat," kata Trump.

Baca: Analis: Lonjakan Pengangguran di AS, Terburuk Sejak Perang Dunia II

Baca: Pandemi Corona Buat 20 Juta Warga AS Menganggur, Pecahkan Rekor sejak Depresi Besar pada 1929

Hibah itu sebenarnya ditujukan Aliansi EcoHealth yang berbasis di AS, dikepalai Peter Daszak.

Digunakan untuk meneliti berbagai hal sebagai pencegahan penyakit yang dilakukannya di seluruh dunia.

Karyanya dianggap sangat penting sehingga tahun lalu, hibah itu diotorisasi dan ditingkatkan oleh administrasi Trump.

Daszak telah menghabiskan sekitar USD 100.000 atau sekira Rp 1,4 miliar setahun bekerja sama dengan lab Wuhan.

Menyoal pemberhentian dana, National Institutes of Health dalam pernyataannya tidak memberi tahu alasan hibah atau dana itu dibatalkan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini