Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pemerintah Wuhan, China pusat pandemi covid-19 mengumumkan larangan makan dan berburu binatang liar, pada Rabu (20/5/2020).
Dilansir Fox News, Kamis (21/5/2020), Pemerintah Wuhan juga melakukan pembatasan peternakan hewan liar. Bahkan, akan dikenakan biaya tertentu.
Baca: China Kembali Laporkan Kasus Baru Positif Covid-19 di Kota Wuhan
Baca: Kisah di Balik Perang Lawan Covid-19 di Wuhan: Tutupi Fakta hingga Pemecatan Pejabat Pemerintah
Baca: Wuhan Lakukan Tes Massal pada 11 Juta Warga, Fokus pada Lansia serta Daerah Padat Penduduk
Kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu dan disetujui oleh pemerintah, seperti penelitian ilmiah, pemantauan penyakit epidemi, serta keadaan khusus lainnya.
"Perburuan yang disetujui pemerintah masih diijinkan untuk penelitian ilmiah, regulasi populasi, pemantauan penyakit epidemi dan keadaan khusus lainnya," demikian CBS News melaporkan Rabu (20/5/2020).
Mulai Rabu kemarin, Wuhan telah mengikrarkan diri sebagai "suaka margasatwa".
Menurut Human Society International (HSI), perdagangan konsumsi satwa liar di China mencapai 125 miliar yuan, atau sekitar 18 miliar dolar AS.
Tapi perdagangan atau konsumsi satwa liar bukanlah industri terbesar di negara ini.
"Proporsi terbesar dari pertanian satwa liar China adalah industri bulu, senilai 389 miliar yuan (55 miliar dolar AS) setiap tahunnya," kata masyarakat.
Wuhan, kota berpenduduk 11 juta orang ini menjadi awal penyebaran Covid-19 pada akhir tahun 2019 lalu, sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Hingga saat ini, asal-usul pandemi Covid-19 masih diselidiki lebih lanjut.
Tetapi satu di antara sumber yang dicurigai yakni Pasar Huanan di Wuhan.
Pemerintah China sudah menutup pasar itu pada Januari 2020, setelah virus corona semakin merebak di wilayah tersebut.
China Kembali Laporkan Kasus Baru di Wuhan