TRIBUNNEWS.COM - Adik George Floyd, Philonese Floyd meminta keadilan atas terbunuhnya sang kakak akibat diinjak oleh petugas polisi bernama Derek Chauvin.
Diketahui, George Floyd adalah pria Afika-Amerika berumur 46 tahun yang tewas karena lehernya diinjak seorang petugas polisi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Senin (25/5/2020).
Dikutip Tribunnews.com dari theguardian.com, Philonese sampai terisak ketika diwawancara soal kematian George Floyd, Kamis (28/5/2020) pagi.
Philonese dan keluarganya merasa harus segera menuntut keadilan atas kematian George Floyd, yakni dengan meminta hukuman mati bagi pelaku.
Selain Derek Chauvin, ada empat anggota polisi Minneapolis lainnya yang dinilai terlibat dalam pembunuhan itu lantaran diam saja ketika George Floyd diinjak hingga tewas.
Empat anggota polisi itu sudah dipecat sehari setelah kematian George Floyd.
Baca: Polisi yang Injak Leher George Floyd Disebut Pernah Coba Bunuh Pria Ini, hingga Menembak Jarak Dekat
"Para polisi, mereka harus segera ditangkap sekarang juga, orang-orang ingin keadilan sekarang juga," tegas Philonese dalam wawancara dengan CNN.
"Mereka harus dihukum dan mendapat hukuman mati," kata Philonese.
Philonese menangis ketika menceritakan detik-detik kematian sang kakak di tangan anggota polisi itu.
"Dia tidak bisa bernapas, dan tak ada yang peduli," ujar Philonese.
"Keluarga kami tak akan pernah melihatnya (George Floyd) lagi, anak-anaknya tak akan pernah bertemu dia lagi," kata Philonese sambil menangis.
Philonese menceritakan, keluarga George Floyd sudah bertemu dengan jaksa yang menangani kasus ini pada Kamis.
Baca: Justin Bieber, Taylor Swift, Demi Lovato Hingga Snoop Dogg Kecam Kematian George Floyd
Sebelumnya keluarga George Floyd menghubungi kantor kejaksaan serta Wail Kota Minneapolis, Jacob Frey.
Jacob Frey yang menyayangkan tindakan kriminal berunsur rasisme merasa heran mengapa para anggota polisi itu tak segera ditangkap.