TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan buntut tewasnya pria kulit hitam, George Flyod masih terjadi di sejumlah kota di wilayah Amerika Serikat pada Sabtu (30/5/2020) malam.
Kerusuhan pecah di tengah pemberlakukan jam malam yang ditentang oleh demonstran.
Dikutip dari CNN.com, Minggu (31/5/2020), ribuan orang turun ke jalan melakukan demonstrasi.
Sejumlah aksi demonstrasi itu berakhir dengan kerusuhan.
Sejumlah orang menyalakan kembang api dan melempari polisi dengan botol.
Ada juga yang membakar bangunan, membakar mobil polisi, hingga menjarah toko.
Menghadapi aksi itu, polisi menembakkan peluru karet, gas air mata, dan menangkap ratusan demonstran.
Baca: Siapa Sebenarnya George Floyd? Kematiannya Picu Kerusuhan Besar di Amerika Serikat
Garda Nasional diturunkan untuk meredam kerusuhan.
Dalam protes hari kelima itu, para demonstran meneriakkan keadilan untuk George Flyod, pria yang tewas di tangan seorang polisi.
"Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian," demikian kata mereka.
Di Mineapolis, tempat Flyod meninggal, pengunjuk rasa tetap berada di jalan melewati jam 8 malam, batas jam malam yang ditetapkan oleh Gubernur.
Demonstran ditembaki dengan gas air mata oleh polisi ketika mereka mencoba berbaris melalui jembatan dari Minneapolis ke St. Paul.
Garda Nasional mengirimkan total 10.800 anggota untuk merespons demonstrasi.
Seorang demonstran kulit hitam ingin agar perlakuan diskriminasi terhadap kulit hitam di akhiri.