TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES - Warga terus memprotes kematian warga kulit hitam, George Floyd di tangan polisi.
Protes berupa unjuk rasa meluas dan massif di hampir semua kota di Amerika Serikat (AS).
Amarah warga atas kematian Floyd membuat mereka tidak mengindahkan lagi peringatan social distancing Covid-19.
Demikian juga peringatan dari Presiden AS Donald Trump.
Satu pengunjuk rasa mengatakan dia tidak punya pilihan, selain menyuarakan keadilan.
"Ini tidak OK bahwa di tengah pandemi, kita harus keluar di sini mempertaruhkan hidup kita," ujar Spence Ingram, seorang wanita kulit hitam, yang ikut bersama ratusan pengunjuk rasa lain berkumpul di Capitol di Atlanta, seperti dilansir Associated Press (AP), Minggu (31/5/2020).
"Tapi saya harus memprotes untuk hidupku dan berjuang untuk hidupku sepanjang waktu."
Walikota Atlanta Keisha Lance Bottoms, memperingatkan, "Masih ada pandemi di Amerika yang memakan korban semua orang, baik kulit hitam dan putih.
Aksi unjuk rasa juga terjadi di Los Angeles.
Ratusan warga turun dalam unjuk rasa dan menutup jalan bebas hambatan. Kebanyakan dari mereka mengenakan masker.
Pada Sabtu (30/5/2020), ribuan pengunjuk rasa menyerbu perimeter Barclays Center di New York.
Sementara di Brooklyn, polisi melakukan sejumlah penangkapan terhadap pengunjuk rasa, pada Jumat (29/5/2020) lalu.
Terlihat pengunjuk rasa diborgol, dan dimasukkan ke mobil.
Bentrokan dengan polisi antihuru-hara pun terkadang tidak bisa dihindarkan terjadi dalam aksi ujuk rasa di sejumlah kota.