TRIBUNNEWS.COM - Demo antirasisme membela George Floyd terus terjadi di berbagai penjuru Amerika Serikat, termasuk di Gedung Putih yang terletak di Washington DC.
Para agen rahasia yang bertugas mengamankan para pejabat negara pun terluka hingga Presiden AS Donald Trump harus diamankan di bunker.
Dikutip Tribunnews.com dari foxnews.com, pejabat senior Gedung Putih menyebut lebih dari 50 agen rahasia terluka dalam demo, Minggu (31/5/2020).
Para pendemo melempari botol hingga bom molotov ke arah gedung putih.
Di kota-kota lain, kekacauan juga dilaporkan sangat parah, banyak mobil yang dibakar.
Bahkan Gereja St John bersejarah di sekitar Gedung Putih juga turut dibakar oleh massa pada Minggu malam.
Baca: TERBARU Aksi Protes atas Kematian George Floyd Menjalar sampai ke Eropa, London Dibanjiri Demonstran
Baca: Ribuan Orang di London dan Jerman Bergabung dengan AS Memprotes Kematian George Floyd
Lantaran keadaan semakin genting, para agen rahasia membawa Trump ke bunker bawah tanah di Gedung Putih.
Kabar ini dibenarkan oleh pejabat senior kepada Fox News setelah kabar Trump itu muncul di The New York Times.
Pejabat tersebut mengungkap Trump memang sempat dibawa ke bunker, tapi tidak lama.
"Tidak lama. Namun Beliau ke sana (bunker)," ujar pejabat senior, Minggu.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Judd Deere enggan berkomentar soal kabar sang presiden.
Pasalnya, hal tersebut adalah bagian dari protokol keamanan.
"Gedung Putih tidak berkomentar pada protokol dan keputusan keamanan," ungkap Deere.
Sebelumnya, Trump dikabarkan berada di sebuah mansion eksekutif pada Jumat (29/5/2020) saat gelombang protes semakin besar.