TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK- Sejumlah warga negara Indonesia di Amerika menceritakan situasi dan kondisi di New York dan Los Angeles. Aksi unjuk rasa banyak terjadi di Amerika saat ini, imbas dari kematian George Floyd.
Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut beberapa hari lalu.
Kevin Herjono, Diaspora Indonesia Ahli Special Effect dan 3D, yang tinggal di Los Angeles, mengatakan saat ini pemerintah di sana memberlakukan jam malam. "Dari jam 16.00 sampai besok pagi," kata Kevin kepada Tribun.
Baca: Pesan Adik George Floyd untuk Pengunjuk Rasa di Amerika Serikat: Jangan Hancurkan Kota Anda!
Jam malam diberlakukan di kota-kota di seluruh Amerika Serikat untuk membendung kerusuhan yang dipicu oleh kematian Floyd. Menurut Kevin warga setempat tak diperkenankan ke luar kecuali untuk keperluan mendesak. Polisi diperkenankan menangkap warga, yang ke luar tanpa alasan jelas.
Situasi di Los Angeles, ucap Kevin, masih panas. Aksi demonstrasi bergeser dari Beverly Hills dan Downtown ke Santa Monica dan Long Beach. Wali Kota- Wali Kota di Los Angeles bahkan sudah meminta bantuan National Guard atau Garda Nasional. Kemarin, toko-toko perseorangan dijarah sejumlah orang.
"Dari rumah kedengaran suara sirene polisi, tapi tidak separah yang di Downtown. Teman saya di sana (Downtown) terpaksa harus ngungsi, karena rumahnya dekat yang kemarin rusuh," tutur Kevin.
Baca: Amerika Rusuh, Rupiah Kian Menguat, Dolar AS Anjlok
Dari pengamatan Kevin, penjarahan pada Minggu malam (waktu Amerika Serikat), lebih banyak mengarah ke pusat perbelanjaan, seperti toko-toko di 3rd Street Promenade, Santa Monica, California.
"Hari ini lebih ke arah pusat perbelanjaan, banyak side business yang toko perseorangan, yang di Long Beach, terus Santa Monica di 3rd Street Promenade," terang Kevin.
Lia Sundah Suntoso, pengacara di Kota New York mengatakan, sejauh ini masyarakat Indonesia yang tergabung dalam Amerika Bersatu, saling berkomunikasi. "Kebanyakan warga Indonesia memantau kondisi melalui media online atau siaran TV," tutur Lia.
Lia bercerita eskalasi demonstrasi ini begitu luar biasa di berbagai tempat di Amerika Serikat. Fakta bahwa masyarakat di sana tengah berjuang melawan Covid, menurut dia, menyebabkan emosi lebih tidak terkendali. Putri Wali Kota New York Bill de Blasio pun ikut diamankan aparat keamanan.
"Khususnya di New York, di beberapa tempat, telah terjadi bentrokan dengan polisi. Bahkan, putri dari Mayor Diblasio (Chiara de Blasio) juga ditangkap karena ikut dalam protes malam ini," kata Lia.
Baca: Rusuh di Amerika Serikat: Aksi Penjarahan Diduga Terorganisir, Dibekali HT dan Truk Suplai
Toko-toko di New York telah ditutup papan. Demi menghindari adanya penjarahan di kota tersebut. Hal itu terpantau di area kantor Lia di Forest Hills.
"Masalahnya ini unexpected dan awalnya memang tenang tapi akhirnya bentrokan itu yang jadi bahaya. Dari Bryant Park, sampai Lower Manhattan. Di daerah kantor saya di Forest Hills, ada beberapa toko yang jendelanya sudah dikasih papan takut dijarah," ceritanya.
Menurut Lia, kerabat-kerabatnya, yang merupakan para WNI di Amerika Serikat, masih terpantau aman. Mereka pun mencari aman dan tidak ikut-ikutan berdemonstrasi. "Kita semua di AS baik-baik namun ya kondisi seperti ini semuanya was-was dan mencari safety," sambungnya.