TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) mencatatkan penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 21.000 kasus pada Senin (1/6/2020).
Penambahan kasus Corona dengan jumlah tak sedikit itu terjadi di tengah protes massa terhadap kematian George Floyd.
Seperti ramai dikabarkan, unjuk rasa terjadi di berbagai daerah di AS untuk menuntut keadilan atas tewasnya George Floyd buntut dugaan penganiayaan anggota polisi.
Dikutip dari ABC News, lebih dari 21.000 orang didiagnosis dengan Covid-19 di seluruh Amerika Serikat pada hari Senin, menurut hitungan yang disimpan oleh Universitas Johns Hopkins.
Kasus-kasus baru diidentifikasi di semua 50 negara bagian serta wilayah Washington, D.C. dan A.S.
Peningkatan dalam infeksi juga datang ketika protes massa terjadi dari pantai ke pantai setelah kematian George Floyd.
Baca: Para Pesohor Gabung Demo Kematian George Floyd, Aktor Ini Ditangkap dan Diborgol
George Floyd adalah seorang pria kulit hitam yang meninggal pada 25 Mei di Minneapolis tak lama setelah seorang perwira polisi kulit putih menginjak leher George hampir sembilan menit ketika tiga petugas lainnya berdiri di sekitarnya.
Departemen Kepolisian Minneapolis sejak itu memecat keempat petugas, dan yang terlihat menjebak Floyd, Derek Chauvin, telah didakwa dengan pasal pembunuhan tingkat tiga.
Namun, para pengunjuk rasa menyerukan agar tiga perwira lainnya didakwa dan mengutuk perlakuan menyeluruh terhadap warga kulit hitam Amerika oleh polisi.
Dari 25 Mei hingga 27 Mei, Amerika Serikat melaporkan rata-rata harian sekitar 18.600 kasus baru Covid-19.
Jumlah itu meningkat menjadi rata-rata harian sekitar 22.500 kasus baru dari 28 Mei hingga 1 Juni, menurut data dari Johns Hopkins University.
12 Kota Mencekam
Jumlah orang yang turun ke jalan pada hari-hari sejak kematian Floyd mencapai ribuan, meskipun banyak yang terlihat mengenakan masker wajah.
Para pengunjuk rasa di sekiranya 12 kota AS menentang jam malam yang diberlakukan pada Sabtu malam, (30/5/2020).