TRIBUNNEWS.COM - Wartawan dari Huffpost, Christopher Mathias, dilumpuhkan oleh polisi dengan cara ditindih saat demo bela George Floyd di New York, Amerika Serikat, Sabtu (30/6/2020).
Mathias kemudian diseret ke penjara dan masuk satu sel bersama 15 orang lain yang masing-masing juga mengalami kejadian tak menyenangkan oleh polisi.
Dikutip Tribunnews.com dari huffpost.com, di dalam penjara didominasi orang kulit hitam serta hispanic.
Orang kulit putih dalam penjara itu ada empat orang, termasuk Mathias.
Polisi tidak menyediakan masker untuk orang-orang di penjara, dan jarak satu sama lain pun hampir tidak ada.
Seorang tahanan kulit putih mengalami patah tulang kaki.
Ia bertelanjang kaki dan kakinya tampak bengkak sembari ia meringkuk di lantai penjara.
Baca: Setelah Wartawan Kulit Hitam, Polisi Lumpuhkan Jurnalis Kulit Putih dalam Demo Bela George Floyd
Baca: Polwan Terlibat Penembakan dalam Demo Bela George Floyd, Menewaskan Pria Kulit Hitam David McAtee
Ia sudah memohon agar diberikan pertolongan medis dan polisi juga sudah berkata bahwa pihak medis segera datang.
Namun tahanan lain langsung menyahut bahwa pria itu telah dibohongi polisi, yang mana pihak medis tak akan datang ke sana.
Keadaan tersebut membuat orang-orang di penjara menjadi berinteraksi.
Ada seorang tahanan yang bertanya apakah mereka semua pernah dipenjara sebelumnya, dan hanya beberapa yang angkat tangan.
"Aku sudah ditangkap 16 kali," ujar seorang tahanan yang merupakan aktivis serta petugas medis.
Mendengar jawabannya, para tahanan bersorak-sorak memujinya hingga polisi datang untuk memeriksa mereka.
Orang-orang lainnya juga turut membagikan cerita mereka.
Baca: Video Pria Kulit Putih Ngamuk dengan Pisau Cakar Seperti Wolverine dalam Demo Bela George Floyd
Baca: Semua Polisi yang Terlibat Tewasnya George Floyd Kini Telah Ditahan