Sebagai pusat pandemi, Wuhan bertanggung jawab atas lebih dari 80 persen kematian di negara China.
Kota ini juga menjadi yang pertama melakukan penguncian besar-besaran atau lockdown demi mengatasi wabah.
Selasa (3/6/2020) lalu perwakilan Komisi Kesehatan Nasional, Li Lanjuan mengumumkan bahwa kota ini telah menyelesaikan 9,9 juta tes.
Ini dilakukan sejak 14 Mei hingga 1 Juni ini.
Bila pengujian sebelum periode ini turut diakumulasikan, maka ada 11 juta orang berusia di atas lima tahun telah diuji Covid-19.
"Kota Wuhan aman," katanya pada konferensi pers.
Sebelumnya, Wuhan menggelontorkan dana sejumlah 900 juta yuan atau sekira Rp 1,772 triliun untuk melaksanakan tes besar-besaran ini.
Upaya ini dilakukan pemerintah setelah klaster baru ditemukan di sebuah kompleks perumahan.
Baca: Rusia Dapat Bocoran, China dan India Sudah di Ambang Perang, Perbatasan Kedua Negara Makin Tegang
Baca: Militer China dan India di Ambang Perang, Rusia Ikut Tegang
Pemerintah dan warga setempat khawatir klaster ini akan menimbulkan gelombang kedua infeksi.
Padahal Kota Wuhan baru saja bebas dari penguncian selama kurang lebih dua bulan.
Media lokal melaporkan, tes Covid-19 ini dilakukan dengan cara menyampurkan beberapa sampel agar tes berjalan cepat.
Bila hasilnya positif, orang-orang ini baru akan dites secara individu.
Menurut wakil direktur Komisi Kesehatan Wuhan, Wang Weihua sumber daya nasional dikerahkan demi melancarkan upaya ini.
Bersama-sama, upaya ini meningkatkan kapasitas pengujian harian Wuhan dari 300.000 menjadi lebih dari satu juta, sebagaimana dikutip dari Xinhua.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)