Miguel adalah anak tunggal Mirtes Renata Souza.
Setelah kematiannya, media sosial dibanjiri dengan ekspresi kesedihan, kebencian, dan kemarahan.
Bahkan beberapa netizen menyamakan insiden ini dengan kejadian yang menimpa George Floyd dengan hashtag #BlackLivesMatter.
"Sementara hashtag #blacklivesmatter sedang viral di media sosial, di sini di Brasil kami telah kehilangan anak kulit hitam lain karena rasisme yang mengakar dalam masyarakat kita," tulis sejarawan, Larissa Ibúmi.
"Ini masih merupakan struktur kolonial yang sama yang menurunkan perempuan kulit hitam menjadi pelayan nyonya kulit putih," tambahnya.
Bahkan kegeraman publik atas insiden ini membuahkan tagar #justicapormiguel yang diviralkan para politisi dan aktivis di Brasil.
Sebuah petisi online untuk Miguel telah mendapat lebih dari 680.000 tanda tangan dalam waktu kurang dari 24 jam.
"Sayangnya, kisah Miguel adalah tragedi kehidupan nyata."
"Sementara Mirtes, ibunya, menanggung rasa sakit yang paling buruk, Sarí, bos, membayar jaminan dan bebas untuk pulang ke rumah. Bagaimana jika sebaliknya?" tulis penyanyi pop, IZA di akun Twitternya.
Baca: Brasil Mulai Membuka Negara Disaat Angka Kematian Covid-19 Hampir Duduki Terbanyak Ke-2 di Dunia
Baca: Korban Meninggal Lebih dari 30 Ribu, Brasil jadi Negara Amerika Latin Paling Parah Akibat Covid-19
Meski kesetaraan ras telah diatur dalam hukum, kesenjangan dan diskriminasi yang dialami pekerja rumah tangga dari komunitas kulit hitam makin jelas di tengah pandemi.
Korban pertama Covid-19 di Rio de Janeiro adalah seorang pekerja rumah tangga.
Cleonice Gonçalves (63) menderita diabetes dan terinfeksi virus corona dari majikannya.
Diketahui majikannya tersebut terinfeksi ketika berlibur di Italia pada Maret.
Majikannya dites sesaat setelah kembali, tetapi dia tidak memberi tahu Gonçalves bahwa dia positif corona.
Gonçalves meninggal pada 19 Maret di rumah sakit di pinggiran kota Rio.
Selain itu majikan Souza ternyata juga terinfeksi virus corona, namun Souza diharuskan tetap bekerja dan datang ke rumah majikannya itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)