Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Jumlah BTS 5G yang menyediakan akses ke jaringan nirkabel super cepat telah ditetapkan menjadi lebih dari empat kali lipat di seluruh China pada tahun ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China kepada media lokal.
Saat ini, sekitar 250.000 unit beroperasi di negara itu dan menawarkan layanan kepada lebih dari 36 juta pengguna.
Baca: Makin Panas, Kapal Perang China Masuk ke Selat Taiwan Usai Pesawat AS Beraksi
Baca: Jika China dan AS Perang di Laut China Selatan, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (10/6/2020), China memang berencana untuk mempercepat pembangunan dengan menambah hampir 10.000 stasiun baru setiap minggunya.
Ini menjadi dorongan terbesar jika dibandingkan dengan 2019 lalu, saat kurang dari 2.500 tower dibangun setiap minggunya.
Pada akhir tahun ini, lebih dari 600.000 BTS stasiun 5G ditargetkan selesai dibangun di daerah yang mencakup semua kota-kota besar China.
Teknologi generasi selanjutnya ini memungkinkan para pengguna untuk menikmati internet seluler secara cepat dan ini aktif diterapkan oleh operator besar negara tersebut.
Menurut kantor berita Xinhua, pada bulan April saja, jumlah pengguna 5G di negara itu meningkat setidaknya mencapai tujuh juta.
Perusahaan telekomunikasi besar China, Huawei, saat ini bahkan telah menjadi pemimpin global dalam teknologi 5G.
Setelah mengajukan lebih dari 3.000 aplikasi paten, raksasa teknologi ini kemudian menawarkan portofolio 5G yang telah dinyatakan sebagai yang terbesar.
Meskipun Huawei telah berpartisipasi dalam peluncuran jaringan 5G di banyak negara di seluruh dunia, perusahaan ini tengah berada di bawah pengawasan ketat, karena Amerika Serikat (AS) berupaya menekan para sekutunya untuk memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan.
Selain mencoba menekan Huawei dari kontrak 5G dengan pihak asing, AS juga telah menempatkan perusahaan itu dalam Daftar Entitasnya yang melarang bisnis AS untuk bekerjasama tanpa izin khusus.
Dalam langkah terbarunya, AS pun mencoba untuk menutup akses perusahaan ini agar tidak memperoleh pasokan semikonduktor global.