Dalam postingan media sosial juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahed mengatakan serangan ini adalah bagian dari persekongkolan oleh musuh pada saat yang krusial ketika pembicaraan damai sedang berlangsung.
Pemerintah Afghanistan menyebut serangan itu tidak manusiawi dan bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
Pendapat ini diamini perwakilan sipil NATO di Kabul yang menekankan agar pelaku diadili.
"Ketika kita menghadapi peluang historis untuk perdamaian, peneror tidak bisa dibiarkan mengganggu itu. Kami berdiri dengan #Afghanistan dalam perang melawan teror," katanya di Twitter.
Ledakan pada Jumat ini memiliki kesamaan dengan insiden serupa pada awal bulan Juni.
Sebuah ledakan meluluhlantakkan sebuah masjid besar di Kabul hingga membunuh ulama besar Afghanistan, Maulvi Ayaz Niazi.
"Dalam serangan ini, imam tampaknya menjadi sasaran, bukan orang banyak."
"Mereka adalah para imam yang telah mendukung proses perdamaian dengan gerakan Taliban," kata Wardak.
Baca: Afghanistan akan Bebaskan 900 Tahanan Taliban, Gencatan Senjata Mungkin Diperpanjang
Baca: Tampil Sebagai Relawan ISIS di Facebook, Pemuda Asal Kalimantan Barat Diamankan Densus 88
Kekerasan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di Afghanistan dengan sebagian besar serangan diklaim oleh afiliasi ISIL.
Amerika Serikat menyalahkan kelompok bersenjata itu atas serangan mengerikan bulan lalu di sebuah rumah sakit bersalin di ibu kota yang menewaskan 24 orang, termasuk dua bayi dan beberapa ibu baru.
Afiliasi ISIL juga bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah bus yang membawa wartawan di Kabul pada 30 Mei, menewaskan dua orang.
Sementara itu, AS berusaha menengahi pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk mengakhiri perang selama 18 tahun.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)