TRIBUNNEWS.COM - Roket menghantam Zona Hijau Baghdad, tempat Kedutaan Besar AS, Kamis (18/6/2020).
Kepada AFP, narasumber dari distrik keamanan mengatakan, ini merupakan serangan kelima dalam 10 hari.
Media Prancis, France24 melaporkan, koresponden AFP mendengar setidaknya tiga ledakan, diikuti suara sirine di Zona Hijau.
Tidak ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan akibat serangan tersebut.
Seperti serangan sebelumnya, tidak ada klaim tanggung jawab.
Baca: TERBARU Roket Hantam Kedutaan Besar AS di Zona Hijau Baghdad
Baca: Roket Serang Zona Hijau Baghdad, Serangan Ke-4 dalam Satu Minggu
Sebagaimana diketahui, sejak Oktober 2019 lalu, setidaknya 32 serangan telah menargetkan wilayah kepentingan Amerika di Irak.
Sementara itu, AS disebut telah menyalahkan faksi yang didukung Iran di antara Pasukan Keamanan Irak.
Serangan ke-2 Sejak 8 Juni 2020
Lebih jauh, ini merupakan serangan roket kedua di dekat Kedutaan AS sejak 8 Juni 2020 kemarin.
Sementara, serangan-serangan lain telah menargetkan Bandara Baghdad, di mana pasukan AS ditempatkan.
Selain menyerang bandara, sebuah Pangkalan Militer di utara Ibu Kota juga dihantam oleh serangan lain.
Baca: Perbandingan Kekuatan Militer AS vs Iran, Amerika Lebih Unggul dalam Peralatan dan Sumber Daya
Baca: Pengadilan Iran Vonis Mati Agen CIA yang Terlibat dalam Pembunuhan Qasem Soleimani
AS Vs Iran Memanas
Ketegangan antara Washington dan Teheran mencapai titik didih pada Januari 2020 kemarin.
Pada Januari 2020, AS membunuh Jenderal Iran Qasem Soleimani dan Komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan pesawat tak berawak di Baghdad.
Sejak itu, Irak memiliki Perdana Menteri baru yang bersahabat dengan AS.
Dengan pergantian kekuasaan ini, serangan roket dalam beberapa bulan terakhir dilaporkan lebih tenang.
Dimulainya kembali serangan setelah berminggu-minggu tenang, bertepatan dengan peluncuran dialog strategis antara Washington dan Baghdad pada 11 Juni 2020 kemarin.
Tujuan dialog tersebut yakni untuk mendefisinikan hubungan militer, ekonomi, dan budaya mereka.
Meski pun para ahli tidak mengharapkan hasil yang bagus dari dialog tersebut.
Baca: Iran akan Eksekusi Mati Mata-mata yang Bantu Amerika Bunuh Jenderal Qasem Soleimani
Baca: Pemimpin Korut Kim Jong Un Jadi Target AS Berikutnya Setelah Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas
Secara terpisah, sebagai bagian dari perundingan, Sebagai bagian dari perundingan, Washington telah berjanji untuk terus mengurangi tingkat pasukan dalam negeri, yang berjumlah sekitar 5.200 tahun lalu.
Sementara, menanggapi serangan pesawat tak berawak AS, parlemen Baghdad memilih untuk mengusir semua tentara asing dari wilayah Irak, tetapi keputusan itu tidak pernah dilaksanakan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)