TRIBUNNEWS.COM - Para jajaran pemerintahan Presiden AS, Donald Trump memulai diskusi tentang aneksasi Israel pada wilayah tepi barat Palestina.
Diskusi berfokus untuk memutuskan lampu hijau pada rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk melancarkan aksi tersebut.
Di sisi lain, pada 1 Juli mendatang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berencana akan mendeklarasikan kedaulatan Israel di Tepi Barat.
Beberapa pejabat Gedung Putih yang hadir dalam diskusi antara lain menantu sekaligus penasihat Trump Jared Kushner, penasihat keamanan nasional Robert O'Brien, utusan Timur Tengah Avi Berkowitz, dan duta besar AS untuk Israel David Friedman, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sementara itu Presiden Trump tidak ikut berpartisipasi dalam rapat ini.
Baca: Ritual Nyeleneh Dukun AS Berbuah Laporan Ke Polisi, Modusnya Mandi Kembang
Baca: AS Berencana Tempatkan Rudal Jarak Menengah di Jepang, China: Kami Tak Akan Tinggal Diam
Namun sejumlah sumber mengatakan Trump akan bergabung dalam pembahasan berikutnya.
Di bawah proposal perdamaian Timur Tengah yang diluncurkan Trump pada Januari, diperkirakan AS akan mengakui pemukiman Yahudi di wilayah Palestina sebagai area milik Israel.
Proposal Trump pada akhirnya memperluas rencana perdamaian Palestina namun dengan syarat yang lebih ketat.
Otoritas Palestina pun telah menolak inisiatif ini.
Bersama dukungan dari Trump, Netahanyu ingin memperluas kedaulatan di pemukiman Jordan.
Oleh karena itu, perdana menteri ini berharap pada persetujuan AS.
Padahal mayoritas negara menilai pemukiman Israel ini ilegal.
Pemimpin Palestina juga geram atas rencana pencaplokan wilayah ini.
Menurut seorang sumber, salah satu pertimbangan AS dalam rencana aneksasi ini adalah keinginan Israel menyatakan kedaulatan atas beberapa pemukiman di dekat Yerussalem.